kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.745.000   4.000   0,23%
  • USD/IDR 16.430   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.223   -248,56   -3,84%
  • KOMPAS100 896   -33,02   -3,55%
  • LQ45 709   -20,34   -2,79%
  • ISSI 194   -8,31   -4,11%
  • IDX30 370   -9,39   -2,47%
  • IDXHIDIV20 444   -10,12   -2,23%
  • IDX80 103   -3,04   -2,87%
  • IDXV30 107   -2,26   -2,07%
  • IDXQ30 121   -3,14   -2,53%

OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI, Sri Mulyani Angkat Bicara


Selasa, 18 Maret 2025 / 18:59 WIB
OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI, Sri Mulyani Angkat Bicara
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada jumpa pers APBN Kita di Jakarta, Kamis (13/3). Menteri Keuangan menjelaskan, molornya laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 edisi Januari dikarenakan data yang belum stabil. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/13/03/2025


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD)  memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 dari 5,2% menjadi 4,9%.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa perekonomian Indonesia masih baik di tengah ketidakpastian global.

Ia menyebut bahwa Indonesia masih mampu menjaga neraca perdagangan yang positif meskipun dunia sedang mengalami tantangan berat akibat kebijakan proteksionisme, kenaikan tarif perdagangan, serta proyeksi pelemahan ekonomi dari berbagai lembaga internasional.

“Indonesia masih mampu menjaga trade surplus 58 bulan secara berturut-turut," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (18/3).

Tak hanya itu, ia juga menyoroti Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang mencapai angka 53,6, menandakan fase ekspansi setelah sebelumnya berada di bawah 50 yang menunjukkan kontraksi. 

Menurutnya, capaian ini mencerminkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi, khususnya di sektor manufaktur, yang mencakup produksi, jumlah stok, permintaan, dan ekspor.

"Ini menggambarkan bahwa kegiatan ekonomi yang diukur melalui indeks PMI itu menunjukkan suatu aktivitas yang cukup bagus," katanya.

Hal tersebut turut memberikan optimisme bahwa di kuartal I-2025, dari total agregat demand, ekonomi Indonesia masih terjaga. Ini tercermin dari komponen utama seperti konsumsi rumah tangga tetap kuat, ditopang oleh inflasi yang rendah serta stabilitas harga kebutuhan pokok. 

Sri Mulyani juga menyoroti dampak positif dari kebijakan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.

Ia menjelaskan bahwa harga-harga seperti makanan dan tiket transportasi mengalami penurunan, bahkan terjadi deflasi akibat intervensi kebijakan pemerintah, termasuk subsidi listrik selama dua bulan. Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga konsumsi rumah tangga tetap kuat.

"Ini diharapkan menjaga konsumsi rumah tangga, karena daya belinya terjaga dengan harga yang relatif stabil," imbuhnya.

Dari sisi investasi, peningkatan PMI Manufaktur yang mencerminkan ekspansi industri diharapkan turut mendorong pertumbuhan investasi baru. 

Selain itu, pertumbuhan kredit yang masih terjaga dengan baik menjadi indikator bahwa sektor manufaktur dan pangan memiliki potensi ekspansi lebih lanjut.

Oleh karena itu, Sri Mulyani optimisme bahwa ketiga komponen utama ekonomi, yakni konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor masih menunjukkan performa yang baik dan diharapkan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I-2025.

“Kita berharap dengan itu, growth di kuartal I akan tetap terjaga, dan ini tentu akan kita jaga terus sampai akhir tahun," pungkasnya. 

Selanjutnya: IHSG Anjlok hingga 3,84% pada Selasa (18/3), Simak Proyeksinya untuk Rabu (19/3)

Menarik Dibaca: Kota Jogja Dominan Cerah Besok, Begini Ramalan Cuaca Wilayah DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×