kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Nilai dan Volume Ekspor Naik, Surplus Neraca Perdagangan Diproyeksi Menggendut


Selasa, 12 September 2023 / 18:16 WIB
Nilai dan Volume Ekspor Naik, Surplus Neraca Perdagangan Diproyeksi Menggendut
ILUSTRASI. surplus neraca perdagangan bulan Juli 2023 diproyeksi sebesar US$ 1,5 miliar


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Agustus 2023 diyakini akan kembali mencetak surplus. Bahkan, meningkat dari surplus bulan sebelumnya.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, surplus neraca perdagangan bulan laporan sebesar US$ 1,5 miliar, naik dari US$ 1,31 miliar pada Juli 2023.

Nilai maupun volume ekspor pada bulan Agustus 2023 diperkirakan meningkat secara bulanan.

Dari hitungannya, nilai ekspor diperkirakan mencapai sekitar US$ 21,81 miliar atau naik 4,45% secara bulanan (MoM)

"Ekspor bulan Agustus 2023 didukung oleh kenaikan harga komoditas ekspor, seperti batubara yang naik 8,52% MoM," terang Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (12/9).

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Agustus 2023 Diprediksi Naik

Kemudian, peningkatan aktivitas manufaktur negara mitra dagang utama Indonesia seperti China, Jepang, Eropa, dan India juga diyakini akan menyundut kinerja ekspor.

Meski, juga ada sejumlah hal yang memengaruhi peningkatan ekspor, seperti penurunan harga minyak sawit mentah (CPO) sebesar 2,01% MoM.

Plus, beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan yang mengindikasikan penurunan aktivitas manufaktur.

Di sisi lain, nilai impor diperkirakan sebesar US$ 20,27 miliar atau naik 3,57% MoM.

Peningkatan impor terindikasi dari peningkatan aktivitas manufaktur domestik. Plus, untuk menjaga ketersediaan pangan.

Josua melihat, ada peningkatan impor beras dalam merespon penurunan stok padi nasional. Bersamaan dengan kenaikan harga beras internasional sekitar 16% MoM hingga 17% MoM.

Baca Juga: Defisit Neraca Transaksi Berjalan akan Melebar Hingga 2025

Impor minyak dan gas (migas) juga diperkirakan meningkat, sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah Brent sekitar 7,57% MoM.

Lebih lanjut, meski meningkat secara bulanan, Josua memperkirakan baik nilai ekspor dan impor akan menurun bila dibandingkan dengan Agustus 2022.

Ia menghitung, nilai ekspor akan tergerus dalam 21,83% secara tahunan (YoY) dan nilai impor berkurang 8,45% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×