Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan tetap mencetak surplus pada bulan Juni 2023. Bahkan, ada kemungkinan peningkatan surplus neraca perdagangan pada bulan laporan.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menghitung, surplus neraca perdagangan Juni 2023 berpotensi mencapai US$ 1,33 miliar atau naik dari surplus US$ 440 juta pada bulan sebelumnya.
Meski memang ada peningkatan surplus neraca perdagangan, Faisal mengingatkan, ada potensi penurunan kinerja ekspor dan impor.
"Kami mengantisipasi penurunan ekspor dan impor, seiring dengan meredanya aktivitas perdagangan global akibat melemahnya permintaan," terang Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (14/7).
Pada Juni 2023, nilai ekspor diperkirakan sebesar US$ 20,25 miliar. Ini menurun 6,76% bila dibandingkan bulan sebelumnya dan menyusut 22,36% bila dibandingkan Juni 2022.
Baca Juga: Neraca Pembayaran Positif, Ketahanan Eksternal Indonesia Menguat
Faisal bilang, penurunan ekspor seiring dengan berlanjutnya penurunan harga batubara dan minyak sawit mentah bila dibandingkan tahun lalu.
"Apalagi, keduanya merupakan komoditas ekpsor utama Indonesia," tambah Faisal.
Selain itu, ada juga penurunan kinerja industri China pada Juni 2023 yang terlihat dari penurunan PMI Manufaktur negara Tirai Bambu.
Ini akan mengurangi permintaan ekspor China. Terlebih, China merupakan negara mitra dagang utama Indonesia.
Sedangkan nilai impor diperkirakan sebesar US$ 18,96 miliar. Ini menurun 10,90% bila dibandingkan bulan sebelumnya dan turun 9,67% bila dibandingkan Juni 2022.
Faisal kemudian menambahkan, penurunan kinerja perdagangan pada bulan Juni 2023 ini juga tak lepas dari adanya basis tinggi (high base effect) pada Mei 2023.
"Yang dipengaruhi oleh adanya timbunan pengiriman, setelah sempat ada libur Idul Fitri 2023 yang jatuh pada bulan sebelumnya," tandas Faisal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News