kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Neraca Transaksi Berjalan Diperkirakan Defisit Hingga Kuartal II-2024


Selasa, 23 April 2024 / 17:06 WIB
Neraca Transaksi Berjalan Diperkirakan Defisit Hingga Kuartal II-2024
Truk trailer melintas di lapangan penumpukan kontainer di PT Terminal Petikemas Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/8/2022). Neraca Transaksi Berjalan Diperkirakan Defisit Hingga Kuartal II 2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Neraca transaksi berjalan atau current account Indonesia diperkirakan akan mengalami defisit hingga kuartal II-2024. 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, defisit neraca transaksi berjalan akan mencapai 0,38% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I 2024. 

“Current account pada kuartal I-2024 kami prediksi akan defisit 0,38% dari PDB,” tutur Josua kepada Kontan, Selasa (23/4). 

Baca Juga: Defisit Neraca Transaksi Berjalan Diperkirakan Capai 0,61% dari PDB pada Kuartal I

Perkiraan tersebut sejalan dengan surplus neraca perdagangan yang mencapai US$ 7,31 miliar pada kuartal I 2024. Nilai tersebut turun dari surplus neraca perdagangan pada kuartal I-2023 yang mencapai US$ 12,11 miliar. 

Adapun defisit neraca transaksi berjalan ini diprediksi akan meningkat pada kuartal II 2024. Josua menyebut, defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal II-2024 akan melebar menjadi 0,92% dari PDB. 

Perkiraan tersebut sejalan dengan prediksinya yang menyatakan bahwa surplus neraca perdagangan pada kuartal II 2024 akan terus menyusut, atau mencapai US$ 6,11 miliar. 

Baca Juga: Ekonom Menilai Kemajuan Industri Tersendat Urusan Koordinasi Antarinstansi

Penyusutan ini sejalan dengan normalisasi harga komoditas ekspor dan tetap solidnya impor di tengah positifnya outlook permintaan domestik Indonesia.

“Selain karena faktor penyusutan surplus neraca dagang, neraca transaksi berjalan akan melebar karena adanya peningkatan pembayaran dividen dan kupon ke non-resident (pelebaran defisit primary income balance),” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×