Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca transaksi berjalan atau current account berpotensi berbalik mencatat defisit pada tahun 2023.
Padahal sebelumnya, atau pada sepanjang tahun 2023, neraca transaksi berjalan mencatat surplus 0,96% produk domestik bruto (PDB).
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan, current account deficit (CAD) pada sepanjang tahun ini akan berada di kisaran 0,4% produk dometstik bruto (PDB).
“Surplus neraca perdagangan yang lebih rendah, mendorong terjadinya defisit transaksi berjalan,” tutur Faiz kepada Kontan.co.id, Jumat (15/12).
Baca Juga: Neraca Transaksi Berjalan di Sepanjang 2023 Diprediksi akan Defisit Hingga 0,2% PDB
Adapun bila melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada November 2023 sebesar US$ 2,41 miliar atau menurun dari surplus US$ 3,47 miliar pada bulan sebelumnya.
Surplus perdagangan pada November 2023 pun lebih kecil bila dibandingkan dengan surplus pada November 2022 yang sebesar US$ 5,1 miliar.
Faiz menduga, tren penyusutan surplus perdagangan akan terjadi ke depan. Sehingga dengan demikian, CAD akan melebar pada tahun 2024.
Ia memperkirakan, CAD tahun depan mungkin akan berada di kisaran 1,0% PDB.
Namun, “Defisit transaksi berjalan tetap berada di bawah rata-rata historis, sehingga masih menjadi penyangga pergerakan Rupiah dari tekanan arus portofolio,” tandas Faiz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News