Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
Kedua, pasar kredit di AS serta pasar ekuitas produsen minyak kemungkinan akan bereaksi negatif dan mengarah pada semakin ketatnya kondisi keuangan.
"Hal ini juga mengingatkan Morgan Stanley akan kejadian di antara pertengahan 2014 hingga awal 2016, ketika harga minyak turun secara signifikan, dan menyebabkan pelebaran kredit perusahaan, yang berdampak pada ruang kredit imbal hasil tinggi karena komposisi sektornya,” tulis Kepala Ekonom Morgan Stanley Chetan Ahya dalam riset tersebut.
Baca Juga: Harga minyak dibuka stagnan, di tengah ketegangan Arab Saudi dan Rusia
Pada akhirnya, Martjin mengatakan, harga minyak yang lebih rendah mungkin memang akan menjadikan harga barang-barang ritel lebih rendah pula.
Namun dampak positif bagi konsumen ini tidak akan serta merta mendorong tingkat konsumsi dalam waktu dekat di tengah kondisi dunia saat ini, yaitu volatilitas ekonomi dan pasar keuangan yang makin tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News