kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak Goreng Kemasan Sederhana Minyakita Meluncur, GIMNI Pesimistis Bakal Berhasil


Rabu, 06 Juli 2022 / 20:10 WIB
Minyak Goreng Kemasan Sederhana Minyakita Meluncur, GIMNI Pesimistis Bakal Berhasil
Warga membeli minyak goreng kemasan saat peluncuran minyak goreng kemasan rakyat MinyaKita di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/7/2022). (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah meluncurkan Minyakita, minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp 14.000 per liter. Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNl) Sahat Sinaga memprediksi, Minyakita yang diluncurkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tidak mampu mengubah preferensi konsumen untuk beralih dari minyak goreng curah ke minyak goreng kemasan sederhana.

Sebab, pemerintah belum punya komitmen yang cukup kuat untuk mengubah hal tersebut.

Sahat mengatakan, konsep peluncuran Minyakita yang diluncurkan ini merupakan konsep yang telah ada sejak tahun 2014. Ia meyakini, Minyakita akan jadi program gagal jika tidak ada pengembangan lebih lanjut.

Ia menyebutkan, poin arahan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan untuk mengubah perilaku konsumsi minyak goreng curah ke minyak goreng sederhana adalah gotong royong.

Baca Juga: Mendag Zulkifli Hasan: Sesuai Janji, Belum Satu Bulan Minyak Goreng Rp14.000/liter

Menurutnya, konsep peralihan perilaku konsumsi minyak curah menjadi minyak kemasan merupakan upaya mengedukasi masyarakat.

"Kalau educate orang, semua terlibat. Jangan hanya swasta. Pemerintah harus ikut. Pemerintah apa ikutnya? enggak ada kan," ucap Sahat saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Rabu (6/7).

Sahat menerangkan, pemerintah tidak punya kekuatan pada sektor produksi. Yang punya hal itu adalah swasta. Namun, pemerintah punya kekuatan di regulasi.

"Nah sekarang bagaimana regulasi supaya pemerintah bisa kuasai. Itu namanya counter failing power. Itulah sarana pemerintah kontrol," ucap Sahat.

Setelah peluncuran Minyakita, menurut Sahat, Kementerian Perdagangan punya pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan. Yakni produk Minyakita diterima masyarakat agar masyarakat beralih dari mengonsumsi minyak goreng curah ke minyak goreng kemasan sederhana.

Sahat menyampaikan, hal itu bisa dicapai apabila harga Minyakita lebih murah dari harga minyak goreng curah yang ada di pasaran.

"Strateginya bagaimana? Pemerintah ikut. Caranya bagaimana? PPN-nya dinolkan. Langsung jomplang (harganya bisa Rp 12.600 per liter) dan orang langsung serbu kemari. Tapi itu tidak untuk jangka panjang, dua tahun edukasi," kata Sahat.

Sesudah terbiasa dan masyarakat mengetahui bahwa itu enak, diyakini akan ada perubahan perilaku konsumsi minyak goreng curah ke minyak goreng kemasan sederhana.

"Saya sangat sayangkan kenapa Kementerian Kesehatan diam selama ini terhadap minyak goreng curah," ucap Sahat.

Sahat menyatakan, penggunaan minyak jelantah bisa menjadi salah satu sumber penyakit. Sebab itu, jika penggunaan minyak goreng kemasan sederhana dapat berjalan akan sejalan dengan menurunnya klaim penanganan penyakit di BPJS Kesehatan.

Ia menyayangkan jarangnya penelitian penggunaan minyak goreng jelantah dari pakar sinogenik maupun pakar kanker. Ia mencontohkan penggunaan minyak jelantah di Jerman dilarang.

"Kalau minyak jelantah total polar meter di atas 20% dihukum orangnya pidana. Disini apa? Enggak ada. Jadi memang Kementerian Kesehatan tidak pernah memikirkan itu. Makanya saya apatis yang begini begini," tandas Sahat.

Sebagai informasi, sebagian minyak goreng curah yang ada saat ini berasal dari minyak bekas atau jelantah yang disaring dengan zat tertentu. Hal inilah yang diyakini menjadi awal mula penyebab suatu penyakit yang baru dirasakan pada jangka waktu ke depan.

Baca Juga: Kemenperin Catat Penyaluran Program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) Capai 81,72%

Sebelumnya, pemerintah akan menghapus secara bertahap perdagangan minyak goreng curah. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut, saat ini hanya ada dua negara yang masih menggunakan minyak goreng curah. Yakni Bangladesh dan Indonesia.

Ia mengatakan, penghapusan minyak goreng curah rencananya akan dilakukan secara bertahap untuk beralih ke minyak goreng kemasan sederhana.

"Jadi kita mau (minyak goreng) curah ini kita bikin kemasan sederhana, bertahap ya," ujar Luhut di kantor BPKP, Rabu (15/6).

Luhut mengatakan, nantinya harga minyak goreng kemasan sederhana pengganti minyak goreng curah akan diupayakan di harga Rp 14.000 per liter. Menurutnya, harga tersebut bisa dijaga asalkan suplai bahan baku minyak goreng sederhana mencukupi.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, penghapusan minyak goreng curah sudah diwacanakan beberapa kali dalam tahun-tahun sebelumnya.

"Sejak 2014, sampai terakhir tahun lalu 2021 juga pernah di wacanakan penghapusan minyak goreng curah. Tetapi wacana itu dibatalkan sendiri oleh Kementerian Perdagangan," ucap Mansuri dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/6).

Ikappi melihat, penghapusan minyak goreng curah ini bisa terjadi jika masih ada upaya alternatif pengganti minyak goreng curah dengan harga murah.

Baca Juga: Kemendag Resmi Luncurkan Minyak Goreng Kemasan Sederhana MinyaKita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×