kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Menteri BUMN dukung impor gula lewat satu pintu Bulog


Minggu, 26 Juni 2011 / 13:50 WIB
Menteri BUMN dukung impor gula lewat satu pintu Bulog
ILUSTRASI. Air rebusan daun salam


Reporter: Yudho Winarto |

JAKARTA. Menteri BUMN, Mustafa Abubakar mendukung usulan agar impor gula baik putih atau rafinasi melalui satu pintu yakni Badan urusan Logistik (Bulog).

" Kita menghendaki one impor gula rafinasi dan gula putih di Bulog," katanya di silang Monas seusai mengikuti peringatan Puncak Hari Anti Narkoba, Minggu (26/6).

Langkah ini diambil sehubungan terjadinya rembesan gula rafinasi atau gula peruntukan untuk industri ke pasar. Dengan satu pintu di Bulog, impor gula lebih bisa terkontrol. Ketimbang kondisi saat ini, jumlah importir gula lebih dari satu dan sulit dikontrol.

"Nanti lebih terkontrol, berapa kebutuhan pabrik untuk rafinasi. Jadi kita bisa dihitung dan Bulog pun lebih berani membeli gula. Sehingga harga lebih terkendali dan distribusi lebih efektif," jelasnya.

Untuk merealisasikan usulan ini, Mustafa mengaku harus memperoleh persetujuan terlebih dulu dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) khusus Komisi 6. Baru setelah itu, Kementerian Perdagangan bakal memberikan izin impor kepada Bulog.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso mengatakan, impor gula rafinasi seharusnya dilakukan satu pintu. Dengan demikian, dia mengatakan, pemerintah bisa mengontrol penyaluran gula rafinasi.

Hal ini berbeda dengan kondisi saat ini. Menurutnya, banyak importir gula rafinasi menyebabkan produk tersebut merembes ke pasar. Dirinya pun sudah menyatakan siap jika Bulog diberi kewenangan tersebut.

Seperti diketahui, saat ini tengah terjadi rembesan gula rafinasi di pasar. Padahal gula impor ini khusus diperuntukkan untuk kalangan industri. Kementerian Perdagangan menemukan lima daerah adanya rembesan gula rafinasi di antaranya, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Sulawesi, dan Kalimantan. Lantaran rembesan ini harga gula pun menjadi anjlok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×