Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menargetkan bakal menggraduasi 300.000 keluarga untuk mengejar hilangnya kemiskinan ekstrim di tanah air pada tahun 2026.
Sekedar mengingatkan, menggraduasi adalah proses mengakhiri kepesertaan seseorang atau keluarga dari sebuah program bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
Gus Ipul menjelaskan, pada tahun 2025 Kementerian Sosial (Kemensos) menargetkan untuk menggraduasi 77.000 keluarga. Menurutnya, langkah ini untuk mewujudkan keluarga yang mandiri dan lepas dari kemiskinan.
“Untuk tahun ini saya laporkan kita bisa menggraduasi 77.000 keluarga, Insya Allah tahun depan sesuai arahan kita akan menggraduasi sekurang-kurangnya 300.000 keluarga untuk menjadi keluarga yang lebih mandiri dan itu akan turut secara signifikan menurunkan kemiskinan,” ujarnya dalam acara 1 Tahun Pemberdayaan Masyarakat: Langkah Awal Transformasi Bangsa, di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Baca Juga: Menkeu Purbaya Ramal IHSG Bisa Tembus Level 9.000 pada Akhir Tahun
Lebih lanjut, Gus Ipul mengungkapkan, pihaknya optimistis pada tahun depan kemiskinan ekstrem yang menjadi sorotan Presiden Prabowo bakal menjadi 0%.
“Saya yakin tahun depan kemiskinan ekstrem menjadi 0% dan empat tahun yang akan datang kemiskinan sudah di bawah 5%,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka kemiskinan ekstrem mencapai 2,38 juta orang pada Maret 2025, atau turun 40.000 orang bila dibandingkan September 2024 yang mencapai 2,78 juta orang.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono menyampaikan, angka kemiskinan ekstrem di Tanah Air pada Maret 2025 bila dibandingkan Maret 2024 turun 1,18 juta orang.
“Dari persentasenya jumlah penduduk miskin atau total populasi pada bulan Maret 2025 mencapai 0,85% atau turun 0,14% poin dibandingkan September 2024,” tutur Ateng dalam konferensi pers, Jumat (25/7).
Pun jika dibandingkan Maret 2024 angka kemiskinan ekstrem pada Maret 2025 tercatat turun 0,41%.
Untuk diketahui, persentase penduduk miskin ekstrem dihitung menurut standar Bank Dunia, didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang hidup dengan kurang dari US$ 2,15 per hari, yang dihitung berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity) tahun 2017.
Selain itu, data kemiskinan ekstrem Maret 2025 ini sejalan dengan implementasi Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2025, amanat kepada BPS untuk menghitung capaian pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
“Dalam Instruksi Presiden tersebut, BPS ditugaskan menyelenggarakan survei dan penghitungan capaian pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem,” tandasnya.
Baca Juga: Soal UMP 2026, Pengusaha Harap Pemerintah Memperhatikan Ketidakpastian Ekonomi Global
Selanjutnya: Celios: Tanpa Solusi, Larangan Impor Pakaian Bekas Tak Efektif Dorong Industri Lokal
Menarik Dibaca: Ada 23 Juta Orang Naik LRT Jabodebek Sejak Januari Hingga Oktober 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













