kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menparekraf akui sulit menghitung kerugian di sektor pariwisata akibat virus corona


Kamis, 06 Februari 2020 / 20:01 WIB
Menparekraf akui sulit menghitung kerugian di sektor pariwisata akibat virus corona
ILUSTRASI. Petugas memeriksa tiket calon penumpang di Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (4/2/2020). Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memutuskan penundaan penerbangan dari dan menuju seluruh destinas


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah berupaya mengatasi penurunan wisatawan China ke Indonesia akibat virus corona. Bahkan, untuk tetap menggerakkan pariwisata, pemerintah akan meminta maskapai domestik untuk memberikan diskon tarif untuk destinasi Bali, Sulawesi Utara, dan Bintan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan berapa besar kerugian di sektor pariwisata akibat virus corona tersebut. Bahkan, dia mengaku masih sulit menghitung berapa besar wisatawan lokal yang dibutuhkan untuk menutupi pengurangan wisatawan asal China.

Baca Juga: Jokowi berharap peresmian Underpass YIA dapat ungkit ekonomi masyarakat

"Itu cukup sulit [dihitung], karena kita belum tahu sampai berapa panjang wabah virus corona ini terjadi. Semakin panjang, semakin besar untuk mengkavernya," ujar Wishnutama, Kamis (6/2).

Menurut Wishnutama, apa yang terjadi saat ini bisa berdampak lebih panjang. Dia mencontohkan, bila wabah ini berlangsung mulai 1 hingga 3 bulan, maka dampaknya bisa lebih lama dari waktu tersebut, mengingat saat ini merupakan masa bagi wisatawan untuk memesan penerbangannya untuk liburan musim panas.

Baca Juga: Waswas virus corona, akankah WNI di Wuhan dievakuasi?

"Jadi dia membooking sekarang-sekarang ini untuk liburan musim panas. Liburan musim panas itu antara Mei akhir hingga Agustus. Jadi terkena dampak juga," katanya.

Wishnutama juga mengatakan, belum tentu pengurangan wisatawan asing hanya dari China. Menurutnya, bisa saja wabah ini memengaruhi psikologis wisatawan dari negara lain karena takut tertular.

Khusus untuk wisatawan China, dia mengatakan tahun lalu terdapat 2,07 juta wisatawan China yang berkunjung ke Indonesia, dengan pengeluaran tiap kunjungan mencapai US$ 1.400. Ini memberikan devisa sekitar US$ 2,8 miliar.

Baca Juga: Virus corona mewabah di China, pemerintah genjot wisman dari negara lain

Namun, bila terdapat penurunan wisatawan dari negara lain, kerugian di sektor pariwisata bisa mencapai US$ 4 miliar. "Jadi memang secara pariwisata itu menghitungnya rada sulit sekarang, kecuali kita tahu tanggal berapa corona selesai, itu mungkin  akan mempermudah memprediksi berapa loss yang harus kita cover," terang Wishnutama.

Untuk tetap mendorong pariwisata Indonesia, dia juga mengatakan pemerintah akan terus meningkatkan tempat untuk meeting, incentives, conference, and exhibitions (MICE) secara siginfikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×