kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Menparekraf akui sulit menghitung kerugian di sektor pariwisata akibat virus corona


Kamis, 06 Februari 2020 / 20:01 WIB
Menparekraf akui sulit menghitung kerugian di sektor pariwisata akibat virus corona
ILUSTRASI. Petugas memeriksa tiket calon penumpang di Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (4/2/2020). Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memutuskan penundaan penerbangan dari dan menuju seluruh destinas


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

Wishnutama juga mengatakan, belum tentu pengurangan wisatawan asing hanya dari China. Menurutnya, bisa saja wabah ini memengaruhi psikologis wisatawan dari negara lain karena takut tertular.

Khusus untuk wisatawan China, dia mengatakan tahun lalu terdapat 2,07 juta wisatawan China yang berkunjung ke Indonesia, dengan pengeluaran tiap kunjungan mencapai US$ 1.400. Ini memberikan devisa sekitar US$ 2,8 miliar.

Baca Juga: Virus corona mewabah di China, pemerintah genjot wisman dari negara lain

Namun, bila terdapat penurunan wisatawan dari negara lain, kerugian di sektor pariwisata bisa mencapai US$ 4 miliar. "Jadi memang secara pariwisata itu menghitungnya rada sulit sekarang, kecuali kita tahu tanggal berapa corona selesai, itu mungkin  akan mempermudah memprediksi berapa loss yang harus kita cover," terang Wishnutama.

Untuk tetap mendorong pariwisata Indonesia, dia juga mengatakan pemerintah akan terus meningkatkan tempat untuk meeting, incentives, conference, and exhibitions (MICE) secara siginfikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×