Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Konflik di sejumlah wilayah negara-negara Islam masih terus terjadi. Kondisi ini dikhawatirkan bisa mengganggu mental kaum muda di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi Pertemuan ke 44 Dewan Menteri Luar Negeri Negara-Negara Anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam) menyatakan kekhawatiran mengenai dampak konflik pada generasi muda. Ia bilang dikhawatirkan generasi muda tersebut akan merasa nyaman dengan konflik dan tidak paham berdialog.
Dalam pertemuan debat umum khusus mengenai Pemuda dan Perdamaian, Retno kembali menyampaikan pentingnya pemahaman terhadap nilai-nilai dialog, toleransi dan saling menghargai perbedaan.
Ia menekankan bahwa semua negara OKI memiliki kewajiban untuk meneruskan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda.
"Jika anak-anak dibiasakan dengan kekerasan maka mereka akan tumbuh menjadi manusia yang penuh dengan kekerasan. Jika anak-anak hanya melihat senjata, maka saya khawatir anak-anak akan berkeyakinan bahwa senjata akan dapat menyelesaikan semuanya," tegasnya seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, Rabu (12/7).
Lebih lanjut Retno menyampaikan bahwa kondisi kondusif harus diciptakan oleh negara-negara OKI agar generasi muda dapat tumbuh lebih baik. Selain kondisi kondusif, kerja sama OKI yang terpusat pada pendidikan untuk anak-anak muda juga perlu ditingkatkan, salah satunya terkait entrepreneurship.
Ia juga mendorong agar negara-negara anggota OKI dapat mengimplementasikan OIC-2035 program aksi khususnya terkait peningkatan kapasitas bagi generasi muda.
Pertemuan tahunan para Menlu negara OKI tersebut telah mengesahkan sekitar 120 resolusi mengenai berbagai isu, baik isu-isu di bidang politik dan keamanan maupun ekonomi, sosial dan budaya.
Beberapa resolusi hasil yang menjadi perhatian Indonesia terkait resolusi mengenai kawasan Asia Tenggara, seperti resolusi mengenai isu Rohingya dan resolusi situasi di Filipina Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News