Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor bahan baku penolong dan barang modal meningkat baik secara bulanan maupun tahunan pada Juli 2024.
Impor bahan baku penolong tercatat sebesar US$ 16,03 miliar atau meningkat 17,21% dari bulan sebelumnya dan meningkat 15,17% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Sementara itu, impor barang modal tercatat sebesar US$ 3,64 miliar, naik 21,21% dari bulan sebelumnya, dan meningkat 2,04% dari tahun sebelumnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis dengan meningkatnya impor bahan baku penolong dan barang modal yang meningkat, ke depannya indeks PMI Manufaktur Indonesia akan kembali ekspansif ke level 50.
Baca Juga: Asaki Terus Desak Pemerintah Lindungi Industri Keramik Dalam Negeri
Sebagaimana yang sudah diketahui, indeks manufaktur atau Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia merosot ke level 49,3 atau berada pada level kontraksi pada Juli 2024 atau turun 1,4 poin dari bulan sebelumnya.
Artinya, PMI Manufaktur Indonesia kembali terkontraksi di bawah level 50 setelah terakhir kali pada Agustus 2021 saat masa pandemi. Di mana pada saat itu PMI Manufaktur berada di level 43,7.
“(PMI Manufaktur RI akan ekspansif) saya sih optimis ini akan menyesuaikan,” tutur Airlangga kepada Kontan, Kamis (15/8).
Airlangga menambahkan, meningkatnya impor bahan baku penolong dan barang modal lebih didorong karena volume, dan pergerakan nilai tukar rupiah.
Dengan meningkatnya impor tersebut, juga menunjukkan pengusaha semakin percaya diri untuk mengembangkan usahanya, sejalan dengan perekonomian yang mulai solid.
“Karena laporan S&P juga mengatakan optimisme daripada pengusaha untuk jangka menengah itu juga masih tinggi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News