Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat kembali mempererat kerja sama strategis di sektor ekonomi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Amerika Serikat, Peter M. Haymond, di Jakarta, Senin (21/7).
Pertemuan ini membahas sejumlah isu prioritas, mulai dari dukungan terhadap proses aksesi Indonesia ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), kerja sama di bidang energi dan investasi, hingga kelanjutan proyek nuklir modular di Kalimantan Barat.
“Proses aksesi OECD ditargetkan akan selesai dalam tiga tahun. Dukungan negara-negara anggota OECD seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa sangat diperlukan untuk percepatan penyelesaian proses aksesi,” ujar Menko Airlangga dikutip Selasa (22/7)
Peter Haymond menyampaikan kesiapan pemerintah AS untuk mendukung penuh langkah Indonesia menjadi anggota OECD. Ia menilai, proses aksesi ini merupakan momentum untuk mendorong reformasi struktural di Indonesia.
Baca Juga: Menko Airlangga Sebut Ada 1.347 Pos Tarif HS yang Kena Bea Masuk Impor 0%
Kedua pihak juga menindaklanjuti hasil kunjungan Menko Airlangga ke Washington DC pada 7 Juli lalu, termasuk penandatanganan enam nota kesepahaman di sektor energi dan pertanian.
Salah satu proyek yang menjadi perhatian adalah pengembangan energi nuklir berbasis teknologi Small Modular Reactors (SMRs) di Pantai Gosong, Kalimantan Barat. Studi kelayakan proyek tersebut telah rampung pada akhir 2024.
“Kami berdiskusi secara terbuka mengenai berbagai peluang kerja sama. Hubungan perdagangan dan investasi bilateral kita merupakan peluang yang sangat besar. Saya berharap dapat menjajaki bagaimana teknologi AS, seperti reaktor nuklir modular kecil (SMR), dapat membawa pertumbuhan ekonomi dan keamanan bagi masyarakat Indonesia dan juga Amerika Serikat,” kata Haymond.
Airlangga berharap proyek SMR bisa terus berlanjut, mengingat kebutuhan energi bersih dan terjangkau di kawasan luar Jawa semakin mendesak.
Baca Juga: Airlangga Beberkan Perkembangan Rencana Garuda Beli 50 Pesawat Boeing
Menutup pertemuan, Airlangga menekankan pentingnya kerja sama konkret dalam implementasi perjanjian tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat. “It takes two to tango,” ujarnya.
Turut mendampingi Menko Airlangga dalam pertemuan ini, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional, Edi Prio Pambudi.
Selanjutnya: Wall Street Bergerak Variatif Selasa (22/7), Pasar Cermati Progres Pembicaraan Dagang
Menarik Dibaca: SOTF 2025, Harga Tiket Pesawat Garuda Jakarta - Jepang PP mulai Rp 5,6 Jutaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News