Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana buka suara terkait asalan rendahnya serapan anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga September ini.
Rendahnya serapan anggaran ini, sebelumnya juga mendapatkan sorotan dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Bahkan pihkanya menyebut akan alihkan program MBG ke program lain jika tak terserap dengan baik.
Dadan mengakui ada tantangan dalam penyerapan anggaran MBG, utamanya terkait pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Baca Juga: Banyak Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis, Istana Minta Maaf
"Mesin penyerapan anggaran di Badan Gizi itu adalah jumlah SPPG. Satu SPPG berdiri dalam satu hari, maka Rp1 miliar akan terserap. Kenapa kita lambat di awal? Karena kan banyak orang yang tidak yakin program ini akan jalan,” kata Dadan saat ditemui di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2025).
Dadan mengatakan pada awal Januari lalu realisasi anggaran BGN hanya mencapai Rp 190 miliar lantaran terbatasnya jumlah SPPG baru.
Namun dia menyebut, saat ini jumlah SPPG terus bertambah mencapai 8.344 dapur. Penambahan SPPG turut mendongkrak serapan anggaran BGN sebesar 8,3 triliun.
Dadan juga memastikan serapan anggaran terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah SPPG dan jumlah penerima manfaat.
Dia menargetkan hingga akhir September nanti jumlh SPPG bisa mencapai 10.000 dapur. Alhasil, penyerapan anggaran BGN bisa mencapai 10 triliun.
Baca Juga: Penyerapan Anggaran MBG Lambat, Menkeu Bakal Terus Monitor
"Kita targetkan pada bulan Oktober sudah akan ada sekitar 20.000 SPPG, sehingga pada November itu sudah Rp20 triliun sendiri [total penyerapan anggaran MBG]. Seperti itu mekanismenya. Sehingga penyerapan itu di ujung akan sangat besar, bukan diada-adakan, tetapi karena SPPG-nya bertambah,” tutur Dadan
BGN sebelumnya melaporkan realisasi anggaran program MBG baru mencapai Rp13,2 triliun per 8 September 2025. Jumlah itu setara dengan 18,6% dari total pagu Rp71 triliun pada tahun ini.
Sementara itu, serapan anggaran program MBG yang masih rendah mendapatkan sorotan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Bahkan pihaknya mengancam akan mengalihkan anggaran MBG ke program lain, termasuk program bantuan pangan beras 10 kg, jika tidak terserap dengan baik.
"Saya akan alihkan ke tempat lain yang lebih siap atau ke masyarakat, seperti perluasan bantuan yang 2 kali 10 kilogram beras," kata Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).
Baca Juga: Istana Akan Cek Dugaan 5.000 Dapur Fiktif MBG
Purbaya menyampaikan bahwa pengalihan anggaran bisa membuat durasi pemberian bantuan pangan beras lebih panjang.
Sebab, sejauh ini, pemerintah baru resmi memberi perpanjangan bantuan pangan beras selama dua bulan ke depan pada Oktober-November 2025.
"Kan bisa diperpanjang ke situ kalau memang enggak bisa diserap," ucap dia.
Selanjutnya: Spekulasi Investor Angkat Saham HOKI dan NASI di Tengah Polemik Beras
Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Ada Mawar!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News