kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menkeu sindir ESDM soal BBM


Kamis, 05 Juni 2014 / 14:02 WIB
Menkeu sindir ESDM soal BBM
ILUSTRASI. Jajaran manajemen Bank Sumut pada saat Due Diligence Meeting & Public Expose Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk pada Senin (9/1/2023).


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berjanji akan menurunkan volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari 48 juta kilo liter menjadi 46 juta kilo liter. Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan ESDM harus komitmen untuk bisa memenuhi janji tersebut.

ESDM dalam hal ini juga harus bisa menekan volume impor minyak, termasuk impor menjelang hari raya lebaran. "Kalau memang 46, bisa gak bisa harus komitmen," ujar Chatib Rabu (4/6).

Menjelang hari raya lebaran biasanya impor minyak akan naik. Sebagai informasi, Menteri ESDM Jero Wacik dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa kemarin (3/6) berjanji akan menekan volume BBM dari 48 juta kiloliter dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 menjadi 46 juta kilo liter.

Nilai penghematan anggaran subsidi yang bisa terjadi dengan mengurangi volume 2 juta kiloliter adalah sebesar Rp 7 triliun. Cara yang akan coba dilakukan pemerintah untuk menurunkan volume BBM bersubsidi di antaranya adalah melanjutkan konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG), melanjutkan penerapan mandatori biodiesel 10% dalam campuran solar, peningkatan pengawasan dengan mengintensifkan kerja sama dengan pemerintah daerah, dan pengendalian kuota setiap daerah.

Sebagai informasi, beban subsidi dalam RAPBN-P 2014 melonjak Rp 74,3 triliun menjadi Rp 285 triliun. Dalam APBN 2014 anggaran subsidi BBM sebesar Rp 210,7 triliun. Pelonjakan ini terjadi karena pelemahan rupiah dan lifting minyak yang menurun.

Alhasil untuk mengurangi beban subsidi BBM yang membengkak ini, pemerintah pun mencari jalan keluar dengan berusaha menurunkan volume BBM. Adapun realisasi BBM bersubsidi hingga April 2014 mencapai 15 juta kilo liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×