Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) perlu dijaga. Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku akan menjaga rasio utang pada kisaran 24%-25% terhadap PDB.
Saat ini, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) triwulan I-2014, rasio utang Indonesia terhadap PDB mencapai 32,28%. Sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 30,4% dan 2012 sebesar 28,7%.
Menurut Chatib, rasio utang terhadap PDB tergantung nilai tukar rupiah. "Banyak utang kita itu nominalnya dolar. Jadi bergejolaknya rupiah itu mempengaruhi besaran nominal utang kita," ujar Chatib yang dijumpai di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jakarta, Jumat (15/8).
Hingga akhir tahun ini, dirinya optimis rasio utang bisa turun ke 24%-25% dari PDB. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) klaim telah berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB menjadi sekitar 23%.
Menurut SBY, utang negara Indonesia saat ini telah berada dalam situasi yang jauh lebih aman. Pada waktu puncak krisis moneter tahun 1998, rasio utang Indonesia terhadap PDB mencapai 85%. Artinya, utang Indonesia hampir sama besarnya dengan penghasilan Indonesia sendiri.
Bila melihat rasio utang Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara maju, rasio Indonesia adalah yang terendah. Jepang 227,2%, Amerika Serikat 101,5%, dan Jerman 78,4%. "Rasio utang terhadap PDB Indonesia adalah yang terendah di antara negara-negara G20," ujar SBY dalam pidato kenegaraannya di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jakarta, Jumat (15/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News