kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menkeu: Harus tetap tumbuh meski tanpa stimulus AS


Rabu, 16 Oktober 2013 / 22:20 WIB
Menkeu: Harus tetap tumbuh meski tanpa stimulus AS
ILUSTRASI. Mulai Juli 2022, program kelas rawat inap standar (KRIS) BPJS Kesehatan akan diberlakukan. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi global dengan baik, setiap negara berkembang, termasuk Indonesia harus bisa terus tumbuh. Sebab jika terjadi perlambatan, maka akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

“Karena 40% pertumbuhan dunia itu hasil kontribusi dari negara berkembang," katanya. Hal itu diungkapkan oleh Chatib Basri dalam pertemuan di International Monetary Fund (IMF) kemarin di Amerika Serikat (AS).

Untuk itu, dalam jangka pendek ini pemerintah Indonesia akan fokus kepada stabilisasi, sehingga perlambatan ekonomi negara berkembang tak terjadi.

Meski begitu, menurut Chatib, pertumbuhan negara berkembang juga berkorelasi dari negara maju. Dimana setiap kebijakan yang dikeluarkan negara maju harus mempertimbangkan kepentingan negara berkembang.

Misalnya kebijakan penghentian stimulus quantitative easing (QE) oleh pemerintah Amerika Serikat (AS). Sejak isu ini bergulir, market Indonesia mengalami gonjang-ganjing.

"Jadi ketika mereka (negara maju) membuat kebijakan, mereka harus melihat isu di negara berkembang seperti apa," lanjutnya.

Namun ia mengingatkan, negara berkembang, termasuk Indonesia, kelak akan hidup dalam era equilibrium alias keseimbangan baru. Di mana keseimbangan baru tersebut tanpa adanya kebijakan stimulus QE dari AS. Untuk itu kita harus siap dengan keputusan kapan saja AS tidak mengucurkan stimulus lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×