kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menggeser pusat ekonomi


Rabu, 15 Agustus 2012 / 17:52 WIB
ILUSTRASI. Pelayanan di konter emas kantor pusat Pegadaian, Jakarta, Selasa (20/4/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Hans Henricus, Oginawa R Prayogo, Herry Prasetyo | Editor: Imanuel Alexander

Pertumbuhan tinggi tapi tidak merata. Solusi pemerintah? Kepala BPS Suryamin maupun Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Prasetijono satu suara: Master Plan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menjadi
salah satu jalan keluar.

Prasetijono menjelaskan, MP3EI membagi wilayah Indonesia dalam enam koridor ekonomi, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua. Tujuan utamanya adalah pemerataan pusat kegiatan ekonomi. Sehingga, masing-masing daerah bakal memiliki daya tarik bagi investasi maupun pemburu kerja yang selama ini hanya terpusat di Jawa. Cuma, “MP3EI merupakan proses pembangunan jangka panjang yang membutuhkan waktu,” tambah dia.

Suryamin menambahkan, program MP3EI akan memicu peningkatan laju pertumbuhan infrastruktur di luar Jawa. “Dengan MP3EI, pusat-pusat kegiatan ekonomi bergeser ke luar pulau Jawa,” katanya.

Tahun ini ada 36 proyek MP3EI yang rencananya bakal ground breaking. Perinciannya, 27 proyek infrastruktur senilai total Rp 51 triliun dan 9 proyek sektor riil Rp 89 triliun. Proyek infrastruktur tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, serta Maluku dan Papua. Sedang proyek sektor riil di Jawa, Kalimantan, Sumatra, serta Bali dan Nusa Tenggara.

Ekonom Universitas Indonesia Mohamad Dian Revindo menilai, pemerataan ekonomi juga bisa terjadi jika orientasi pemerintah membangun ekonomi tidak hanya berdasar demand side, yaitu konsumsi masyarakat, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor.

Tapi, melibatkan pula supply side, yakni mendongkrak sumber daya manusia, meningkatkan kapasitas produksi, membuka dan menggarap lahan, menciptakan energi baru, dan membangun infrastruktur. “Kedua-dua seharusnya bisa berjalan,” pesan Revindo.

***Sumber : KONTAN MINGGUAN 46 XVI 2012

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×