Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan
KONTAN.CO.ID - DEPOK. Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Kementerian Koperasi dan UKM, Eddy Satriya menyampaikan media bisa mempersatukan dan mempererat berbagai peluang pengembangan UMKM dengan menganalisa berita tentang pembangunan ekonomi secara nasional, dan UMKM lebih khusus.
“Peran media penting untuk membantu menyinergikan program pemerintah dan perbankan, bisa mendorong ekonomi secara nasional dan UMKM berkembang menjadi lebih baik,” katanya dalam webinar bertajuk Empowering Sektor Mikro-Kecil untuk Resiliensi di Masa Pandemi COVID-19, Kamis (30/9/2021). Webinar berkonsep hibrid yang dimoderatori Pengamat BUMN, Toto Pranoto ini berlangsung di Bend & Break Café, Depok dan disiarkan melalui Zoom.
Menurut Eddy, masih banyak pelaku UMKM yang belum terakses kredit. “Indonesia baru sekitar 20%, sementara di Malaysia dan Thailand UMKM terakses kredit sudah mencapai 50%,” imbuhnya. Selain meningkatkan akses kredit, pihaknya juga mendorong UMKM terhubung rantai pasok baik lokal, nasional, dan global.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Micro Sales Management Division BRI, Zainuddin Thalib mengatakan, terbentuknya Holding Ultra Mikro beberapa waktu lalu bisa membuka akses kredit bagi UMKM. "BRI sebagai induk Holding Ultra Mikro terus berkomitmen untuk mengembangkan dan membuka akses pembiayaan ke lebih banyak UMKM. BRI akan mengambil peran 60% dari porsi UMKM nasional dan akan tetap menjadi kontributor utama penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)," sebut dia.
Memang, ini sejalan dengan target Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas (Ratas) pada April lalu yang menyampaikan targetnya, agar porsi pendanaan untuk kredit UMKM pada tahun 2024 harus lebih dari 30 persen dari rata-rata saat ini berada di level 18%-20% dari total pinjaman.
Sementara itu pembicara lainnya, Kepala Divisi Manajemen Risiko, Pemeringkatan UMKM & Konsultasi Manajemen PT Jamkrindo, Ceriandri Widuri menyampaikan, kehadiran Jamkrindo yang dirintis sejak tahun 1970, merupakan bagian dari kontribusi dan komitmen pemerintah dalam mendukung UMKM. “Jamkrindo hadir sebagai perusahaan penjaminan yang mendukung UMKM untuk bisa memiliki kapabilitas terutama penguatan permodalan,” ujarnya.
Ceriandri menyadari, bahwa tantangan bagi UMKM di masa pandemi ini berbeda dengan yang dihadapi saat krisis tahun 1998 dan 2008. Pembatasan mobilitas, ruang gerak usaha, penutupan pusat-pusat belanja, dan aktivitas bisnis yang terbatas, berdampak pada penurunan bisnis UMKM. Jamkrindo sudah menjalin kerja sama dengan perbankan dan sektor keuangan dalam penjaminan kredit bagi UMKM. Selain memberikan penjaminan, selama pandemi COVID-19 Jamkrindo juga tetap melakukan pendampingan usaha secara daring kepada UMKM.
Yang terang, upaya-upaya perusahaan-perusahaan pelat merah ini diharapkan bisa mendukung kebangkitan UMKM yang sudah terbukti tangguh sebagai tulang punggung perekomian dengan penyerapan tenaga kerja tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News