kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mandiri Institute: Dampak PSBB Jakarta, ekonomi nasional bisa minus 2%


Senin, 14 September 2020 / 16:02 WIB
Mandiri Institute: Dampak PSBB Jakarta, ekonomi nasional bisa minus 2%
ILUSTRASI. RENCANA PEMBERLAKUAN PSBB: Petugas Satpol PP melakukan pendataan kepada warga yang tidak menggunakan masker


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mandiri Institute memperkirakan dampak Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di DKI Jakarta akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang bisa minus 2% year on year (yoy) pada akhir tahun 2020.

Head Research Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengatakan, DKI Jakarta akan menerima konsekuensi PSBB yang diberlakukan mulai 14 September 2020 yang bakal tercermin dari penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dus, ini akan menjadi batu sandungan ekonomi nasional. Sebab kontribusi ekonomi DKI Jakarta terhadap ekonomi nasional sekitar 16%.

Teguh menilai, meski ekonomi Jakarta tidak akan kontraksi sedalam kuartal II-2020 yang minus 8,22% yoy, tapi kebijakan itu akan menurunkan tren aktivitas ekonomi yang sudah pulih pada Juli dan Agustus lalu.

Dalam penelitian Mandiri Institute yang bertajuk Ritel dan Restoran dalam Dinamika Kenormalan baru mengungkapkan perbaikan ekonomi nasioanal yang direpresentasikan di delapan kota besar pada Juli-Agustus 2020.

Baca Juga: PSBB diberlakukan lagi, PHRI minta keringanan pajak ke Pemprov DKI

Penelitian yang menggunakan metode live tracking dari 5.968 lokasi toko dan 7.531 restoran di Jabodetabek, Makasar, Medan, Surabaya, dan Denpasar, menemukan dalam dua bulan terakhir terjadi kenaikan kunjungan ke pusat belanja dan restoran lebih dari 50% terutama sejak PSBB transisi dibanding saat PSBB pertama kali diberlakukan secara nasional. 

Kenaikan kunjungan ke pusat belanja umumnya didorong oleh pekerja yang mulai bekerja dari kantor dan keinginan konsumen untuk mendapatkan entertainment setelah berakhirnya PSBB.

Kenaikan dine-in restoran didorong oleh restoran kategori general. Hal ini disebabkan karena menu makanan yang lebih beragam dan selera yang lebih sesuai dengan kelompok masyarakat kelas menengah. 

Sementara itu, konsumen kelas menengah atas tampaknya masih ragu-ragu untuk dine-in di restoran, terlihat dari kunjungan specialty restaurant yang masih di bawah 50%.

Dinamika kunjungan akan sangat bergantung dengan kebijakan PSBB. Pemberlakuan PSBB akan cenderung menurunkan anka kunjungan.

Menerapkan protokol kesehatan yang ketat di pusat belanja dan restoran terutama dalam hal dine-in dapat menjadi jalan tengah antara pencegahan infeksi Covid-19 dan menjaga konsumsi ekonomi di dua sektor tersebut.




TERBARU

[X]
×