Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil lelang reverse repo Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 2 minggu dan 4 minggu lebih sedikit ketimbang penawaran yang masuk.
"Menunjukkan bank tidak memiliki cukup likuiditas atau menegaskan keketatan likuiditas di perbankan," jelas Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (26/2).
Sifat dari kebijakan BI tersebut kontraksi alias likuiditas bank yang masuk ke BI dengan bunga yang ditargetkan disekitar suku bunga acuan BI-7DRRR yaitu 6%. Hanya beberapa bank yang masih punya likuiditas berlebih. Di tengah kondisi likuiditas yang ketat saat ini BI selayaknya lebih mengutamakan kebijakan moneter yang longgar.
"Atau setidaknya mengurangi kontraksi moneter," ujar Piter. BI mencatat hasil lelang reverse repo Surat Berharga Negara (SBN) yang dilakukan pada tanggal 25 Februari 2019 mencapai Rp 1,96 triliun.
Lelang SBN 7 hari dengan nominal penawaran yang masuk Rp 1,06 triliun, dengan hasil lelang sesuai penawaran. Sedangkan penawaran yang masuk untuk SBN 14 hari sebesar Rp 1,38 triliun, hasil lelangnya Rp 500 miliar. Dan terakhir SBN 1 bulan dengan penawaran masuk Rp 2,87 triliun, dengan hasil lelang Rp 400 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News