kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Hasil lelang reverse repo jauh di bawah penawaran, Ekonom BCA: Likuiditas agak ketat


Selasa, 26 Februari 2019 / 14:52 WIB
Hasil lelang reverse repo jauh di bawah penawaran, Ekonom BCA: Likuiditas agak ketat


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) rutin melakukan lelang reverse repo surat berharga negara (SBN). Data terakhir menunjukkan, penawaran yang masuk untuk SBN dua minggu dan empat minggu lebih besar ketimbang hasil lelang.

"Berarti kondisi likuiditas agak ketat," jelas Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (26/2).

Kondisi ini terjadi karena tingginya permintaan dari nasabah. Sehingga kebutuhan untuk meletakkan dana di BI berkurang. Sebab apabila perbankan kelebihan likuiditas maka akan diletakkan di BI. "Mungkin karena permintaan kredit bagus di awal tahun," jelas David.

Pengetatan likuiditas ini disebabkan oleh faktor eksternal dan ekonomi domestik. Seperti diketahui, pekan lalu BI mengumumkan tetap menahan suku bunga acuan BI-7DRRR di level 6% seiring perlambatan ekonomi global. Serta upaya BI untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik.

Di saat yang bersamaan, BI juga mengumumkan sepanjang 2018 pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) turun dari 8,2% menjadi 6,5% secara tahunan. Sedangkan pertumbuhan kredit tercatat lebih tinggi yakni 11,75%, sedangkan tahun 2017 hanya 8,2%. Kondisi ini menunjukkan likuiditas yang ketat.

Dengan demikian, David menjelaskan BI bisa mengurangi pengetatan likuiditas dengan salah satu instrumennya seperti giro wajib minimum (GWM).

Sekadar informasi, reverse repo adalah penjualan SBN milik BI ke perbankan. Reverse repo merupakan instrumen untuk menyerap likuiditas di pasar. Sehingga tujuannya menyasar ke bank yang kelebihan likuiditas tetapi memiliki keterbatasan dalam mengakses pasar keuangan.

BI mencatat hasil lelang reverse repo Surat Berharga Negara (SBN) yang dilakukan pada tanggal 25 Februari 2019 mencapai Rp 1,96 triliun.

Lelang SBN 7 hari dengan nominal penawaran yang masuk Rp 1,06 triliun, dengan hasil lelang sesuai penawaran. Sedangkan penawaran yang masuk untuk SBN 14 hari sebesar Rp 1,38 triliun, hasil lelangnya Rp 500 miliar. Dan terakhir SBN 1 bulan dengan penawaran masuk Rp 2,87 triliun, dengan hasil lelang Rp 400 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×