kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.500   45,00   0,27%
  • IDX 6.847   -79,31   -1,15%
  • KOMPAS100 991   -13,36   -1,33%
  • LQ45 766   -11,31   -1,46%
  • ISSI 219   -1,95   -0,88%
  • IDX30 397   -5,32   -1,32%
  • IDXHIDIV20 468   -7,79   -1,64%
  • IDX80 112   -1,49   -1,31%
  • IDXV30 115   -0,88   -0,76%
  • IDXQ30 129   -1,84   -1,40%

KSPSI Minta Pemerintah Dorong Efisiensi Izin Investasi


Rabu, 07 Mei 2025 / 21:51 WIB
KSPSI Minta Pemerintah Dorong Efisiensi Izin Investasi
ILUSTRASI. Pertumbuhan Ekonomi Lanskap kawasan bisnis di kota Jakarta, Senin (5/5/2025). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/05/05/2025


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPSI) menilai realisasi investasi di awal 2025 harus bisa dimanfaatkan pemerintah untuk meningkatkan daya beli dan menyejahterakan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan itu, hal pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah memberi kemudahan bagi investor untuk bisa memulai kegiatan bisnisnya.

“Di dunia industri Indonesia, ada daftar urutan hambatan investasi. Hambatan nomor satu itu masalah regulasi, mulai dari perizinan, perpajakan, pengadaan tanah, macam-macam,” papar Ketua KSPSI, Jumhur Hidayat dalam keterangannya, Rabu (7/5).

Sementara dinamika perburuhan hanya menempati urutan ke-11 dari daftar faktor yang menghambat masuknya modal ke Indonesia. Menurut Jumhur tuntutan peningkatan kesejahteraan yang digaungkan kelompok buruh di Indonesia tidak terlalu berpengaruh ke minat investor.

“Untuk upah ini kan ada benchmarking-nya. Apa yang dituntut buruh itu masih masuk akal dibandingkan dengan di Vietnam atau Filipina,” imbuhnya.

Baca Juga: Strategi Menghadapi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Tertekan

Seperti diketahui, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi nilai investasi selama periode Januari–Maret 2025 mencapai Rp 465,2 triliun. Angka tersebut meningkat 15,9% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 401,5 triliun.

Oleh karena itu, Jumhur berpendapat saat ini adalah momentum bagi pemerintah untuk merealisasikan janjinya menyejahterakan masyarakat. Caranya adalah dengan memangkas perizinan sehingga semakin banyak tenaga kerja yang terserap oleh industri yang otomatis mengurangi jumlah pengangguran.

Di sisi lain, bunga tinggi yang diminta perbankan sebagai syarat pemberian kredit menurut mantan Kepala BNP2TKI ini adalah salah satu contoh hal tidak produktif yang merugikan Indonesia.

KSPSI menurutnya sangat percaya pemerintah bisa merealisasikan misi menyejahterakan rakyat. Terlebih, Presiden Prabowo Subianto sangat mengedepankan dialog dengan semua elemen rakyat untuk membangun Indonesia.

Jumhur menambahkan rendahnya daya beli masyarakat Indonesia saat ini adalah imbas dari kebijakan-kebijakan pemerintahan sebelumnya yang harus diurai satu per satu.

Selanjutnya: Surya Semesta Internusa (SSIA) Bukukan Pendapatan Rp 1,06 Triliun pada Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Yuk Catat Jadwal KRL Solo-Jogja Pada Kamis 8 Mei 2025 ke Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×