Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengkritisi langkah pemerintah yang mengoptimalkan penggunaan kartu kredit dalam sistem pembayaran pelaksanaan belanja APBN (anggaran pendapatan belanja negara).
“Saya sedih karena berarti kita makin banyak bayar pada visa dan mastercard. Makin banyak uang yang keluar pada visa dan master,” ujarnya, Kamis (22/2).
Ada baiknya, Indonesia meniru negara lain seperti Jepang, India dan China yang memiliki kartu kredit sendiri. Bahkan, China telah memiliki satelit sendiri dengan menggunakan strategi quan cloud, artinya China dalam kerangka dia melakukan perlindungan diri dari cyber war berbasis keuangan yaitu kredit.
Di sisi lain, jika tujuannya untuk transparansi justru malah keliru. “Jadi bukan soal transparansi. Jadi ada 4 sarat dalam konstruksi Payment system,” imbuhnya,
Pertama, mensyaratkan efisien dan efektif, kedua cepat, ketiga aman, keempat andal. Menurutnya, Indonesia harus melihat negara Rusia ketika Visa dan Master card menutup transaksi.
Dengan menggunakan kartu kredit, terjadi kekhawatiran seperti negara Rusia ketika black sunday tidak bisa lakukan transaksi karena visa dan master menutup transaksi. Ini merupakan kehawatiran yang setiap saat bisa saja terjadi pada Indonesia.