kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KPPU temukan tiga komoditas pangan yang harganya naik pada kuartal I 2021


Jumat, 16 April 2021 / 17:15 WIB
KPPU temukan tiga komoditas pangan yang harganya naik pada kuartal I 2021
ILUSTRASI. KPPU temukan tiga komoditas pangan yang harganya naik pada kuartal I 2021


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan pantauan komoditas pangan selama periode kuartal pertama tahun 2021. Hasilnya, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga.

"Secara umum (harga) relatif stabil, kecuali daging sapi, daging ayam, cabai, bergejolak harganya," ujar Deputi Bidang Kajian dan Advokasi KPPU, Taufik Ariyanto saat konferensi pers virtual, Jumat (16/4).

Kenaikan harga daging sapi dan cabai di wilayah Aceh dan Sumatra mencapai 16%. Kemudian, kenaikan harga cabai di Kalimantan mendekati 20%. Serta kenaikan harga daging ayam potong (broiler) pada sejumlah wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur yang mencapai 30%.

Taufik menerangkan, kenaikan harga sejumlah komoditas disebabkan tiga hal. Yakni, faktor cuaca terkait masa panen, faktor kendala pasokan terkait logistik dan faktor jalur distribusi yang panjang. KPPU akan mendalami faktor jalur distribusi yang panjang yang diduga mengakibatkan kenaikan harga.

Baca Juga: Soal pasokan pangan saat Ramadan, Kementan: Masyarakat tak perlu khawatir

"Ini yang kami duga terjadi di daging ayam dan telur ayam dimana harga ayam di tingkat hilir atau di tingkat konsumen naik, tapi dari beberapa pemberitaan yang kami pantau selama ini harga di tingkat peternak relatif malah turun. Jadi ke depan kita akan pantau dan kita akan dalami khusus untuk gejolak yang tidak simetris ini terutama untuk daging ayam dan telur ayam," terang Taufik.

Komisioner KPPU Guntur S Saragih menilai, terdapat konsumsi tertentu yang mengalami fluktuasi menjelang ramadan. Ia meminta masyarakat tidak melakukan pembelian komoditas pangan berlebihan karena ketersediaan pasokan dapat didapat dari sejumlah alternatif untuk memenuhi kebutuhan.

Guntur mendorong setiap daerah untuk menciptakan jalur distribusi yang efektif dan efisien agar tidak terjadi lonjakan harga komoditas pangan. "Walaupun ada kenaikan (harga), Insya-Allah bukan karena pelanggaran persaingan, kalaupun ada pasti akan kami tindak," ujar Guntur.

Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, memasuki bulan puasa, harga beberapa komoditas pangan masih cukup tinggi. Hal ini dikarenakan saat ini masih dalam fase pertama kenaikan harga pangan saat periode ramadan hingga lebaran.

"Ini masih masuk fase pertama, masih belum H+7. [Tren harga] Baru bisa diketahui saat H+7 fase pertama," ujar Abdullah kepada Kontan, Kamis (15/4).

Baca Juga: Gapmmi harap industri makanan dan minuman membaik di Ramadan 2021

Abdullah menerangkan bahwa biasanya kenaikan harga pangan di bulan ramadan dan lebaran terdiri atas 3 fase. Fase pertama, seminggu menjelang bulan puasa. Biasanya, harga bahan pangan mulai menurun di pertengahan bulan puasa.

Lalu, fase kedua seminggu hingga 3 hari menjelang idul fitri dan fase ketiga beberapa hari setelah bulan lebaran. Dia pun menuturkan penyebab harga yang masih tinggi salah satunya lantaran pasokan yang tidak seimbang dengan permintaan.

Dia pun mengatakan beberapa komoditas yang masih cukup tinggi antara lain daging ayam, daging sapi, minyak goreng hingga cabai rawit merah dan cabai merah yang kembali mengalami kenaikan. "Ini beberapa komoditas yang menurut saya masih tinggi, belum masuk ke fase aman, dalam artian [terkait] supply dan demand di pasar," ujarnya.

Meski menyebut beberapa komoditas yang mengalami kenaikan hingga saat ini, Abdullah menyebut belum tentu komoditas lainnya sudah aman. Dia pun mengatakan pihaknya akan terus memantau pergerakan harga.

"Kita akan lihat nanti H+7, kita akan evaluasi bagaimana distribusinya, dan bagaimana supply dan demand-nya, kita akan pantau terus," ujar Abdullah.

Selanjutnya: Kementan klaim pasokan pangan akan mencukupi saat Ramadan dan Idul Fitri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×