Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi Lukman berharap industri makanan dan minuman mengalami perbaikan pada ramadan tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.
Adhi menjelaskan, biasanya penjualan industri makanan dan minuman mengalami peningkatan sekitar 30% saat bulan ramadan dibandingkan bulan lainnya. Akan tetapi, dia menyebut pada ramadan dan idul fitri tahun lalu tidak terjadi pertumbuhan, bahkan terjadi penurunan penjualan.
"Ini yang kita harapkan jangan sampai terjadi di 2021. Karena kalau 2 tahun berturut-turut seperti ini, memang ini cukup berat," ujar Adhi dalam acara Ketersediaan Pangan Jelang Ramadan dan Lebaran, Senin (12/4).
Dia juga melihat sudah ada proses pemulihan pada industri melihat Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2021 yang berada di 53,2 poin. Padahal sebelumnya, PMI pada 2020 sempat berada pada level sekitar 28.
Baca Juga: Gapmmi: Usulan kenaikan tarif listrik bagi industri tidak tepat
Adhi menyebut bahwa permintaan dari masyarakat sudah lebih baik dibandingkan tahun 2020. Ini juga ditunjukkan permintaan produk pangan olahan sejak Januari lalu.
"Kita juga melihat permintaan dari retail cukup baik di awal tahun 2021 ini, mulai Januari kemarin bahkan banyak retail modern meminta stoknya dikirim untuk persiapan puasa dan lebaran demikian juga pasar tradisional," katanya.
Adhi berharap pemerintah tidak memberikan berbagai pelarangan atau pembatasan di tahun ini. Namun, bila pemerintah tetap memberlakukan pelarangan maka harus ada jalan keluar yang diambil sehingga tidak menimbulkan stock mati (dead stock).
Menurutnya industri makanan dan minuman pun memiliki strategi untuk tetap bertahan di tengah kondisi saat ini. Untuk industri menengah dan besar, menurutnya cenderung bisa bertahan lantaran adanya cadangan stok bahan baku, cadangan barang jadi hingga cadangan dana.
Menurutnya, ini bisa digunakan untuk mempertahankan harga tidak naik, bahkan bisa memberi promosi hingga diskon saat puasa dan lebaran untuk membantu daya beli masyarakat.
Baca Juga: Pebisnis Makanan dan Minuman Bersaing Ketat di Pasar Makanan Ringan
Namun, untuk industri kecil yang memiliki cadangan dana, bahan baku dan cadangan barang jadi yang rendah, mereka akan cepat terpengaruh bila terjadi gejolak pada permintaan. Dengan begitu mereka akan melakukan kenaikan harga atau mengurangi volume jual dengan harga yang sama.
Langkah lain yang bisa dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan retail untuk menyediakan layanan pengantaran (delivery service). Diharapkan ini bisa menggairahkan masyarakat yang tidak bisa mudik untuk tetap membelanjakan uangnya untuk berbelanja makanan dan minuman untuk kerabatnya di kampung halaman.
Selanjutnya: Pasokan gula aman, harga gula diprediksi tidak naik jelang Lebaran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News