kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.910   20,00   0,13%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

Korupsi dan Limbah Tambang Bisa Jadi Ganjalan Indonesia Jadi Anggota OECD


Selasa, 15 Agustus 2023 / 18:09 WIB
Korupsi dan Limbah Tambang Bisa Jadi Ganjalan Indonesia Jadi Anggota OECD
ILUSTRASI. Indonesia perlu tegas terhadap korupsi dan pengolahan limbah tambang guna mengantisipasi nilai rendah dalam proses keanggotaan di Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).


Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia perlu tegas terhadap korupsi dan pengolahan limbah tambang guna mengantisipasi nilai rendah dalam proses keanggotaan di Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya menyebut, korupsi menjadi tantangan utama bagi Indonesia dalam proses keanggotaan di OECD, di samping aspek perekonomian. Hal tersebut terlihat sebagaimana catatan dan pernyataan yang sebelumnya diberikan OECD kepada Indonesia.

"Nah itu menarik gitu, jadi bukan ekonomi dulu, korupsi dulu yang jadi nomor satu. Nah ini juga melawan korupsi kan tidak mudah," kata Berly dalam Diskusi Publik Indef bertajuk "Untung Rugi Indonesia Masuk OECD", Selasa (15/8).

Baca Juga: Ini Pekerjaan Rumah Indonesia Jika Masuk OECD

Meskipun soal korupsi ini merupakan pekerjaan rumah lama yang memang harus diberantas, Berly melihat hal tersebut sebagai kesempatan pemerintah dalam upaya perbaikan Indonesia. Namun, hal tersebut tergantung pula pada sejauh mana para pemimpin dan pembuat kebijakan menciptakan manfaat untuk kepentingan negara.

Selain indeks korupsi, Berly mengatakan, pengolahan limbah tambang seperti pada industri nikel turut menjadi tantangan yang perlu diwaspadai.

"Karena yang mahal tuh pengolahan limbahnya kalau di nikel, itunya gampang, galinya dan pengolahannya relatif tidak mahal. Ya saya sudah diskusi dengan ahli-ahlinya, para pelakunya. Kalau itu terus berlangsung ya itu akan termasuk nilai rendah buat proses keanggotaan di OECD itu," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×