kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi Rumah Tangga Diperkirakan Turun di Kuartal II 2024


Selasa, 07 Mei 2024 / 16:39 WIB
Konsumsi Rumah Tangga Diperkirakan Turun di Kuartal II 2024
ILUSTRASI. Momentum Pemilu 2024 dan Ramadan telah usai, daya beli masyarakat diperkirakan menurun pada kuartal II 2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Momentum Pemilu  2024 dan Ramadan telah usai, daya beli masyarakat diperkirakan menurun pada kuartal II 2024. Hal ini tentunya akan mempengaruhi laju pertumbuhan konsumsi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Peneliti ekonomi makro dan keuangan Indef Riza Annisa Pujarama menilai, pada kuartal II 2024 kemungkinan konsumsi rumah tangga akan menurun, karena masyarakat masih dihadapkan berbagai tantangan.

Tantangan tersebut diantaranya, dampak dari inflasi yang tinggi akibat kenaikan harga masih terasa, sebab meningkatnya harga kebutuhan pokok tidak diimbangi meningkatnya pendapatan. Meski harga pangan sudah bergerak turun, namun harganya dinilai masih ada di level yang tinggi.

“Saat ini harga bawang merah masih tinggi. Kemudian ayam juga masih tinggi. Nah ini akan menggerus daya beli masyarakat. Kemungkinan akan ada penurunan, karena hanya Lebaran saja yang diharapkan mendorong konsumsi (kuartal II),” tutur Riza dalam agenda diskusi bersama Indef, Selasa (7/5).

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Bisa di Atas 5,11% Jika Konsumsi Masyarakat Tumbuh Optimal

Kemudian, pada kuartal II 2024 ini masyarakat yang mempunyai anak sekolah akan dihadapkan pada pembayaran semester tahun ajaran baru. Sehingga pada Hari Raya Idul Adha, Riza memperkirakan masyarakat akan lebih menahan konsumsinya.

Maka dari itu, Riza menyampaikan, agar konsumsi masyarakat tidak semakin tergerus, pemerintah harus mewaspadai berbagai aspek. Seperti, mengantisipasi kembali meningkatnya harga beras dan pangan kedepannya. Misalnya dengan mengambil langkah cepat mengatasi perubahan iklim agar tidak terjadi kekeringan seperti sebelumnya.

Riza juga menyebut pemerintah harus memperhatikan industri pengolahan yang meskipun masih tumbuh 4,13%, namun pertumbuhannya terbatas. Sebab jika sektor ini lebih diperhatikan, maka akan menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja baru.

Kemudian yang harus menjadi perhatian adalah lapangan usaha di sektor pertanian yang mengalami kontraksi 3,54% pada kuartal I 2024. Alasannya, karena sektor tersebut menjadi salah satu kontribusi terbesar terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi.

Pun untuk lapangan usaha lainnya yang menjadi kontribusi terbesar dalam pembentukan pertumbuhan ekonomi yakni, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan juga perlu menjadi perhatian pemerintah, karena pertumbuhannya tidak setinggi yang diharapkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×