kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   2.000   0,13%
  • USD/IDR 16.140   100,00   0,62%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Pertumbuhan Ekonomi Bisa di Atas 5,11% Jika Konsumsi Masyarakat Tumbuh Optimal


Selasa, 07 Mei 2024 / 15:57 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Bisa di Atas 5,11% Jika Konsumsi Masyarakat Tumbuh Optimal
ILUSTRASI. Pelabuhan Jamrud yang dioperasikan?PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) di Surabaya. Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2024 Dinilai Bisa Diatas 5,11% Jika Konsumsi Masyarakat Tumbuh Optimal


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024  idealnya dapat tumbuh lebih dari 5,11%. Pasalnya dalam periode tersebut ada banyak momentum yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Peneliti ekonomi makro dan keuangan Indef, Riza Annisa Pujarama, menilai, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11% pada kuartal I-2024 belum optimal. Sebab sumber utama pertumbuhan ekonomi konsumsi rumah tangga tidak tumbuh secara optimal.

Padahal, menurutnya pada kuartal I 2024 ada banyak momentum yang bisa mendorong konsumsi rumah tangga.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2024 Capai 5,11%, Jokowi: Patut Kita Syukuri

Di antaranya Ramadan, ada persiapan Lebaran, dari sisi belanja pemerintah sudah kuat seperti meningkatnya realisasi bansos, ada momentum pemilu yang mendorong belanja pemerintah tumbuh tinggi.

Akan tetapi, ia mencatat pertumbuhan konsumsi pemerintah yang cukup tinggi yakni sebesar 19,90% distribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 6,25%. Sedangkan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 24,29%, namun distribusinya ke pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 1,43%.

Sementara itu, distribusi atau kontribusi konsumsi rumah tangga cukup tinggi yakni sebesar 54,93%, namun pertumbuhannya hanya sebesar 4,91%. Dari data tersebut, Riza menilai daya beli masyarakat menurun pada kuartal I-2024.

Baca Juga: Didominasi Barang Impor, Defisit Neraca Dagang Sektor TIK Mencapai Rp 30 Triliun

“Tapi share nya dalam membentuk PDB (produk domestik bruto) menurut pengeluaran, dari  konsumsi pemerintah dan dan konsumsi LNPRT  rendah, sehingga pertumbuhannya masih terbatas. Kalau daya beli masyarakat masih baik-baik saja, itu harusnya bisa mendongkrak lebih dari 5,11% harusnya,” tutur Riza dalam diskusi bersama Indef, Selasa (7/5).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×