Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2024 kurang optimal. Padahal pada periode tersebut, realisasi belanja pemerintah tumbuh ditopang momentum Ramadan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Konsumsi rumah tangga pada periode Januari-Maret 2024 tersebut tumbuh sebesar 4,91% secara tahunan atau year on year (yoy).
Komponen ini masih menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran yakni mencapai 54,93% terhadap produk domestik bruto (PDB), dan merupakan tertinggi sejak 2022.
Baca Juga: Menko Airlangga: Ekonomi Indonesia Kuartal I-2024 Tertinggi Sejak 2015
Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Indef Ahmad Heri Firdaus menyampaikan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga harusnya bisa ditingkatkan lagi, di atas pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,11% pada kuartal I 2024.
Sebab pada periode tersebut realisasi belanja pemerintah pusat meningkat cukup tinggi 23,1% dari periode sama tahun lalu.
Belanja tersebut diantaranya disalurkan untuk berjalannya pemilihan umum 2024, dan realisasi belanja bansos yang juga meningkat 20,7% dari tahun lalu. Di samping itu pada kuartal I-2024 juga ada momentum Ramadan yang biasanya akan mendorong konsumsi lebih tinggi.
“Kontributor utama ekonomi kita yaitu konsumsi rumah tangga, angkanya harusnya bisa ditingkatkan lagi. Karena kalau kontributor utama masih tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi secara umum, maka akan sulit terakselerasi,” tutur Ahmad dalam agenda diskusi bersama Indef, Selasa (7/5).
Baca Juga: Ekonomi Tumbuh 5,11% pada Kuartal I 2024, Ini Kata BI
Adapun konsumsi pemerintah dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) menjadi komponen yang mengalami pertumbuhan paling tinggi dibandingkan komponen lainnya, dengan masing-masing tercatat sebesar 19,90% dan 24,29%.