kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Konsumsi melemah, ekonom ini proyeksikan ekonomi kuartal II-2020 bisa minus 3%


Rabu, 10 Juni 2020 / 12:35 WIB
Konsumsi melemah, ekonom ini proyeksikan ekonomi kuartal II-2020 bisa minus 3%
ILUSTRASI. Ilustrasi ekonomi


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2020 hanya bisa mencapai 2,97% yoy. Capaian tersebut jauh dari target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan oleh pemerintah atau di kisaran 4,5% - 4,7%.

Memasuki bulan terakhir kuartal II-2020, ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 akan menyusut hingga kisaran minus 2%-3%. Menurutnya, hal ini dipicu oleh perlambatan konsumsi rumah tangga. 

"Konsumsi rumah tangga menurun akibat penurunan aktivitas ekonomi di kuartal II-2020 yang menyebabkan pendapatan masyarakat menurun, dan sekaligus menurunkan daya beli masyarakat secara umum," kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (9/6). 

Baca Juga: Pemerintah prediksi ekonomi kuartal II-2020 minus, penjualan barang turun

Dengan kata lain, daya beli masyarakat yang turun dipicu oleh kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. 

Josua juga melihat bahwa meski ada momen hari raya Idul Fitri di kuartal II-2020, ini tidak akan mengungkit perekonomian Indonesia di kuartal tersebut secara masif. Pasalnya, tingkat permintaan secara umum masih rendah akibat Covid-19 sehingga tingkat konsumsi pada hari raya lebaran kali ini lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya.  

Ini juga didukung oleh beberapa data lain, seperti rendahnya inflasi inti, penurunan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK), penurunan penjualan eceran, nilai tukar petani, bahkan penjualan otomotif. 

Konsumsi rumah tangga yang menurun pada kuartal II-2020 mengindikasikan bahwa dampak penyaluran jaring pengaman sosial dan bantuan sosial (bansos) juga belum cukup optimal dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Josua pun khawatir, meski Indonesia kini tengah melangkah ke tahap awal dari tatanan new normal, konsumsi masyarakat belum bisa pulih signifikan. 

Untuk itu, ia mengimbau agar pemerintah lebih gencar lagi dalam merealisasikan penyerapan stimulus khususnya perlindungan sosial dan dukungan bagi dunia usaha. Dengan percepatan ini, dipercaya perekonomian Indonesia bisa pulih lebih cepat. 

Lebih lanjut, Josua memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di keseluruhan tahun ini akan berada di kisaran 0% - 1%. 

Baca Juga: Berat nian, target investasi Rp 850 triliun 2020 ini bakal tergerus oleh wabah Corona

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini bisa minus. 

Menurutnya, ini disebabkan oleh kegiatan ekonomi dan penjualan barang di semua sektor yang menurun. Kurang lebih ada 32 sektor usaha yang penjualannya menurun sejak April hingga Mei 2020 akibat Covid-19. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×