Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2020 hanya bisa mencapai 2,97% yoy. Capaian tersebut jauh dari target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan oleh pemerintah atau di kisaran 4,5% - 4,7%.
Memasuki bulan terakhir kuartal II-2020, ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 akan menyusut hingga kisaran minus 2%-3%. Menurutnya, hal ini dipicu oleh perlambatan konsumsi rumah tangga.
"Konsumsi rumah tangga menurun akibat penurunan aktivitas ekonomi di kuartal II-2020 yang menyebabkan pendapatan masyarakat menurun, dan sekaligus menurunkan daya beli masyarakat secara umum," kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (9/6).
Baca Juga: Pemerintah prediksi ekonomi kuartal II-2020 minus, penjualan barang turun
Dengan kata lain, daya beli masyarakat yang turun dipicu oleh kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Josua juga melihat bahwa meski ada momen hari raya Idul Fitri di kuartal II-2020, ini tidak akan mengungkit perekonomian Indonesia di kuartal tersebut secara masif. Pasalnya, tingkat permintaan secara umum masih rendah akibat Covid-19 sehingga tingkat konsumsi pada hari raya lebaran kali ini lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya.
Ini juga didukung oleh beberapa data lain, seperti rendahnya inflasi inti, penurunan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK), penurunan penjualan eceran, nilai tukar petani, bahkan penjualan otomotif.
Konsumsi rumah tangga yang menurun pada kuartal II-2020 mengindikasikan bahwa dampak penyaluran jaring pengaman sosial dan bantuan sosial (bansos) juga belum cukup optimal dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Josua pun khawatir, meski Indonesia kini tengah melangkah ke tahap awal dari tatanan new normal, konsumsi masyarakat belum bisa pulih signifikan.
Untuk itu, ia mengimbau agar pemerintah lebih gencar lagi dalam merealisasikan penyerapan stimulus khususnya perlindungan sosial dan dukungan bagi dunia usaha. Dengan percepatan ini, dipercaya perekonomian Indonesia bisa pulih lebih cepat.
Lebih lanjut, Josua memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di keseluruhan tahun ini akan berada di kisaran 0% - 1%.
Baca Juga: Berat nian, target investasi Rp 850 triliun 2020 ini bakal tergerus oleh wabah Corona
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini bisa minus.
Menurutnya, ini disebabkan oleh kegiatan ekonomi dan penjualan barang di semua sektor yang menurun. Kurang lebih ada 32 sektor usaha yang penjualannya menurun sejak April hingga Mei 2020 akibat Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News