kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah prediksi ekonomi kuartal II-2020 minus, penjualan barang turun


Rabu, 10 Juni 2020 / 09:02 WIB
Pemerintah prediksi ekonomi kuartal II-2020 minus, penjualan barang turun
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menyampaikan pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 bakal minus. Salah satu hal yang bisa mengonfirmasi adalah kegiatan ekonomi dan penjualan barang di semua sektor menurun.

Airlangga menyebutkan ada 32 sektor usaha yang penjualannya menurun secara tahunan sejak April hingga 26 Mei 2020. Hal ini tak lain akibat dampak virus corona disease 2019 (Covid-19) terhadap aktivitas ekonomi dalam negeri. 

"Dampak terhadap Indonesia diperkirakan kuartal II-2020 negatif, namun kita menjaga agar kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 restart. Tidak boleh lebih lama karena recovery-nya makin lama," kata Menko Airlangga dalam Webminar Internasional; Menavigasi New Normal, Selasa (8/6).

Baca Juga: Ekonom Indef sebut tren penurunan investasi bisa menguncang PDB Indonesia

Berdasarkan data yang disampaikan Menko Airlangga dari total sektor tersebut 18 di antaranya mengalami kontraksi year on year (yoy) pada dua bulan pertama di kuartal II-2020 yakni otomotif dan alat transportasi (51%), distribusi retailer dan toserba (22%), peralatan elektronik (25%), makanan dan minuman (21%), dan pembiayaan konsumen (53%).

Lalu, hasil kayu dan kehutanan (24%), jasa keuangan (44%), restoran (72%), pariwisata (74%), bahan bangunan dan besi konstruksi (19%), teknologi informasi (19%), jasa usaha (17%), pertambangan migas (26%), industri logam dasar (29%), perkebunan dan pertanian (15%), bahan kimia dan plastik (16%), pembangkit energi dan listrik (14%), industri karet, kulit (2%).

Sementara itu, di periode sama 14 sektor usaha lainnya tumbuh melambat secara tahunan yakni kebutuhan konsumen rumah tangga (21%), pertambangan non-migas (29%), peralatan kantor dan stationary (37%), properti dan konstruksi (35%), media informasi (28%), dan tekstil dan produk tekstil (43%).

Kemudian infrastruktur sarana angkutan (42%), permesinan, alat berat (22%), transportasi dan logistik (17%), packaging (23%), peternakan dan perikanan (17%), telekomunikasi (18%), rokok dan tembakau (12%), serta batubara (4%).

Baca Juga: Bank Dunia ramal PDB Indonesia tak tumbuh tahun 2020, ini kata ekonom

Menko Airlangga menambahkan meski penjualan 32 sektor menurun, empat sektor lain masih bisa tumbuh positif secara tahunan yakni prasarana umum (25%), farmasi dan alat kesehatan (3%), makanan pokok (7%), dan minyak nabati (16%). 

Hanya saja, keempat sektor tersebut tidak bisa mengkompensasi pencapaian buruk mayoritas sektor. 

Hingga akhir tahun 2020 pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3% atau posisi terburuk di level minus 0,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×