Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran belanja modal pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024, direncanakan sebesar Rp 244,4 triliun, turun 6% dari outlook belanja modal tahun ini yang sebesar Rp 258,8 triliun.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, lebih rendahnya anggaran belanja modal tersebut akan memberikan efek multiplier lebih kecil ke komponen investasi dibandingkan tahun ini.
Padahal menurutnya, belanja modal yang dikeluarkan bisa memberikan efek multiplier pada komponen investasi (PMTB).
Baca Juga: Anggaran Belanja Modal dan Belanja Barang pada Tahun 2024 Turun, Ini Alasannya
“Jiika dilihat berdasarkan pertumbuhannya, belanja modal di tahun depan justru relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan ukuran perhitungan prakiraan realisasi tahun ini. Jika di tahun ini belanja modal diperkirakan bisa tumbuh 7,5% namun di tahun depan, belanja modal diperkirakan akan terkontraksi sebesar 5,4%,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (20/8).
Sementara itu, anggaran pada komponen belanja pegawai, belanja bansos, dan subsidi masing-masing mencatatkan peningkatan pertumbuhan anggaran pada tahun depan.
Belanja pegawai direncanakan meningkat 10,18% menjadi Rp 481,4 triliun dari outlook tahun ini yang sebesar Rp 432,4 triliun. Kemudian, anggaran bantuan sosial meningkat menjadi Rp 152,2 triliun dari tahun ini yang sebesar Rp 146,4 triliun, dan anggaran subsidi meningkat menjadi Rp 282,7 triliun dari Rp 271,3 triliun pada tahun ini.
Baca Juga: Analis Aldiracita Rekomendasikan Hold Saham ASII, Begini Ulasannya
Yusuf memperkirakan, pertumbuhan realisasi anggaran bantuan sosial (bansos) akan berada di kisaran 4,1% lebih tinggi dibandingkan prakiraan pertumbuhan realisasi tahun ini yang terkontraksi 9,1%.
“Begitupun juga dengan belanja pegawai yang pertumbuhan anggarannya mencapai 11,3% atau di atas prakiraan realisasi pertumbuhan di tahun ini yang mencapai 7,5%,” tambahnya.
Selain itu, seiring dengan meningkatnya belanja pegawai, yakni sejalan dengan rencana kenaikan anggaran gaji Aparatur Sipil Negara (ASN), ditambah anggaran bansos yang meningkat, Yusuf memperkirakan, dua komponen tersebut akan memberikan efek multiplier ke konsumsi rumah tangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News