kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

KNTA: Jagung dan beras sebaiknya jangan impor


Minggu, 14 Oktober 2018 / 13:52 WIB
KNTA: Jagung dan beras sebaiknya jangan impor
ILUSTRASI. RASTRA UNTUK REDAM GEJOLAK HARGA


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontan Tani Nelayan Andalan (KNTA) mengeluhkan tingginya tingkat impor yang diberlakukan oleh pemerintah terkait dengan komoditi pangan. Menurut KTNA Winarno Tohir, pemerintah harus segera mengurangi tingkat impor. Alasannya, dengan mengurangi impor, maka petani akan tertarik untuk menanam. Apalagi jika harga komoditinya juga menguntungkan.

Ia mencontohkan, komoditi bawang putih yang saat ini dikembangkan harus dimaksimalkan. Jika pemerintah mengurangi impor bawang putih, hal itu bisa menyebabkan bawang putih lokal diterima pasar dengan harga yang menguntungkan.

“Pemerintah jangan hobi impor. Sebetulnya impor harus dikurangi, bahkan harus ditiadakan. Misalkan bawang putih. Memang kita juga masih kurang, tapi ya harus di maksimalkan produksinya (di dalam negeri). Nah, upaya memaksimalkan ini berkaitan dengan daya tarik bagi petani untuk menanam jika harganya bagus. Kalau ada impor, petani malas karena harganya jatuh dan petaninya juga tidak untung,” ungkapnya.

Dia juga menambahkan, “Jagung jangan impor, beras juga sebaiknya jangan impor. Pemerintah seharusnya tahu kondisi dalam negeri.”

Ia menjelaskan ada baiknya jika Menteri Perdagangan, Menko Perekonomian dan Menteri Pertanian berkonsolidasi dengan Departemen Perdagangan di tingkat kabupaten untuk melihat jumlah komoditas yang ditanam di wilayahnya.

Winarno menegaskan, tanpa bergantung pada impor, komoditi lokal masih mencukupi konsumsi domestik. Hanya saja perlu daya tarik agar petani mau untuk menanam dengan harga panen yang menguntungkan. 

Kendati begitu, Winarno mengakui, impor tetap dibutuhkan untuk beberapa komoditas. Hanya saja jumlahnya perlu dibatasi sesuai dengan kebutuhan. Ambil contoh kacang kedelai yang belum dapat di produksi di Tanah Air. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×