kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KKP dukung Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai sentra patin nasional


Jumat, 31 Agustus 2018 / 11:03 WIB
KKP dukung Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai sentra patin nasional
ILUSTRASI.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Kelautan (KKP) mendukung Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Propinsi Kalimantan Tengah menjadi sentra ikan Patin Nasional. Pasalnya, kabupaten inj memiliki potensi besar serta menerapkan budidaya ikan berbasis kawasan, sebagai wujud budidaya yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

Desa ini ditetapkan sebagai salah satu kawasan pengembangan ikan Patin. Terdapat lebih dari 220 kolam dimana 45 kolam di antaranya sudah siap dipanen, setidaknya sebanyak 40 ton. Tiap kolam berukuran rata-rata 20x10 m dengan diisi sebanyak 2500 ekor benih patin, setelah pemeliharaan selama 5 hingga 6 bulan pembudidaya bisa memanen patin dengan berat 700 kg hingga 1 ton per kolamnya.

Pembudidaya pun setidaknya mampu meraup keuntungan sekitar Rp 4.000 - Rp 7.000 per kg atau mencapai Rp 3 juta hingga Rp 7 juta per kolamnya dengan perkiraan baya produksi Rp 18.000 - Rp 19.000 per kg dan harga jual Rp 23.000 - 25.000 per kg.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto pun mengapresiasi kebijakan dan program-program pengembangan kawasan maupun penerapan teknologi ramah lingkungan yang telah dilakukan pemda Kotim.

Dalam memenuhi kebutuhan konsumsi ikan dalam negeri, KKP terus mendorong pengembangan usaha budidaya melalui klasterisasi kawasan berbasis komoditas unggulan daerah. Menurutnya, strategi ini sangat ampuh untuk percepatan pengembangan kawasan, karena pada prinsipnya setiap komoditas yang dikembangkan memiliki karakteristik yang khas sesuai kondisi lokasi.

“Kami apresiasi pengembangan perikanan budidaya khususnya di Kabupaten Kotim ini karena telah menerapkan kawasan budidaya berbasis komoditas. Kebijakan ini tentu sesuai dengan yang telah digariskan KKP,” kata Slamet dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (31/8).

Slamet pun menyampaikan bila konsumsi ikan per kapita terus meningkat. Tahun 2017 konsumsi ikan per kapita sebanyak 40 kg, di 2019 ditargetkan sebanyak 53 kg. Karena itu diperlukan peningkatan produksi ikannya guna memperkuat ketahanan pangan nasional. “Saya rasa langkah pemda Kotim sudah tepat. Untuk itu Kotim saya rasa sangat pas menjadi sentra pengembangan Patin nasional,” ujar Slamet.

Tak hanya Patin, Kotin pun mengembangkan Nila dan Jelawat untuk komoditas air tawar. Sedangkan komoditas air payau yaitu udang dan ikan Bandeng.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pun menyerahkan bantuan berupa 1 juta ekor benih ikan (patin, nila, jelawat dan lele) dan 5 ton pakan mandiri. Sedangkan untuk meningkatkan kemandirian sekaligus keuntungan usaha pembudidaya, juga segera diserahkan mesin pakan mandiri.

Sedangkan untuk pengelolaan dan penataan kawasan lebih lanjut, KKP pada tahun 2019 juga akan mengupayakan bantuan alat berat eksavator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×