Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Hasil survei terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan, adanya penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2024. IKK pada Oktober 2024 turun menjadi 121,1 dari bulan sebelumnya berada pada level 123,5.
Selain IKK yang menurun, indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) dan indeks ekspektasi saat ini (IEK) juga ikut turun.
IKE pada Oktober tercatat sebesar 109,9, turun dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 113,9. Sedangkan IEK tercatat sebesar 132,4 pada Oktober 2024, atau turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 133,4.
Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet menilai, menurunnya IKK mencerminkan adanya pergeseran persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, yang dapat dilihat dari IKE dan IEK.
Baca Juga: Persepsi Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan ke Depan Turun
Sedangkan IKE yang menurun, menunjukkan bahwa konsumen merasakan penurunan dalam penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kemampuan untuk membeli barang tahan lama.
“Ini dapat diartikan sebagai sinyal bahwa konsumen mulai merasa kurang yakin terhadap stabilitas ekonomi mereka, yang bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti inflasi, ketidakpastian politik, atau perubahan dalam pasar tenaga kerja,” tutur Yusuf kepada Kontan, Senin (11/11).
Adapun Yusuf juga turut menyoroti terkait indeks penghasilan saat ini dan indeks ketersediaan lapangan kerja yang juga tercatat turun bila dibandingkan bulan sebelumnya.
Indeks penghasilan saat ini tercatat sebesar 117,9 pada Oktober 2024, turun dari bulan sebelumnya sebesar 122,4, sedangkan indeks ketersediaan lapangan kerja tercatat sebesar 107, atau turun dari bulan sebelumnya sebesar 108,2.
Baca Juga: Konsumsi Masyarakat Meningkat, Tapi Simpanan Tabungan Menurun
Hal ini kata Yusuf, menandakan adanya kekhawatiran konsumen terhadap pendapatan dan peluang pekerjaan mereka.
Menurutnya, penurunan ini bisa jadi disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi atau kebijakan pemerintah yang diperkirakan belum sepenuhnya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Di sisi lain, meskipun IEK tetap relatif tinggi pada level 132,4, Yusuf menilai, penurunan dalam ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha ini menunjukkan konsumen lebih pesimis tentang kondisi ekonomi di masa depan.
“Ini bisa menjadi indikasi bahwa konsumen memperkirakan adanya tantangan ekonomi yang lebih besar ke depan, seperti pengetatan kebijakan moneter atau ketidakpastian global,” ungkapnya.
Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Lesu, Kemenkeu Sebut Sudah Keluarkan Sejumlah Kebijakan
Meski begitu, Yusuf meyakini ekspektasi dan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian bisa meningkat pada Desember 2024 mendatang. Syaratnya, ada upaya pemerintah dalam mengirim sinyal komunikasi kebijakan kepada masyarakat.
“Misalnya masyarakat menangkap sinyal kebijakan yang bisa berdampak terhadap hidup mereka dari pemerintah. Katakanlah bantuan ataupun kebijakan yang sifatnya tidak langsung seperti misalnya belanja pemerintah,” tambahnya.
Selanjutnya: Mentan Terbitkan Regulasi Industri Wajib Serap Susu Hasil Peternak Lokal
Menarik Dibaca: Daftar Top Film Netflix Hari Ini, Ipar Adalah Maut Posisi Puncak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News