Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Daya beli masyarakat Indonesia sedang lesu, hal ini terlihat dari berbagai indikator. Mulai dari target penjualan mobil nasional yang diturunkan, PMI Manufaktur yang turun, hingga Indeks Keyakinan Konsumen yang turun.
Meski begitu, Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Wahyu Utomo membeberkan, pemerintah sudah mendesain kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat, bahkan hingga akselerasi pengentasan kemiskinan.
“Sebetulnya berbagai kebijakan saat ini sudah didesain untuk menjaga daya beli bahkan akselerasi pengentasan kemiskinan,” tutur Wahyu kepada Kontan, Minggu (27/10).
Berbagai kebijakan untuk menjaga daya beli tersebut di antaranya, menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi. Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga pangan (SPHP), mendorong peran aktif Tim Pengendali Inflasi baik pusat dan daerah.
Selanjutnya, melindungi daya beli masyarakat untuk masyarakat melalui program perlindungan sosial (perlinsos), program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, Program Indonesia Pintar (PIP), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), subsidi dan kompensasi.
Baca Juga: Menaker: Presiden Prabowo akan Selamatkan Pekerja Sritex
Terakhir, mendorong pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
Sebagai informasi, indikator daya beli masyarakat melemah di antaranya terlihat dari, pertama, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melakukan penyesuaian target penjualan mobil nasional pada 2024.
Awalnya target penjualan mobil nasional sebesar 1,1 juta unit pada 2024, kemudian targetnya direvisi menjadi unit menjadi hanya 850.000 unit sampai tutup tahun 2024. Pemangkasan target ini mempertimbangkan kondisi pasar otomotif nasional yang telah melewati periode sulit sepanjang 2024.
Kedua, Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat masih lemah ke level 49,2 atau berada pada level kontraksi pada September 2024. PMI Manufaktur Indonesia masih terjebak di zona merah atau mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut.
Ketiga, hasil survei Bank Indonesia (BI) pada September 2024 menunjukkan, adanya penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Setelah sebelumnya sempat mengalami peningkatan, IKK pada September 2024 turun menjadi 123,5 dari bulan sebelumnya berada pada angka 124,4
Tonton: Rasio Utang Pemerintah Akan Tembus 40% PDB
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News