kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepala Ekonom Bank Permata meramal ekonomi kuartal IV-2020 minus 3%, ini sebabnya


Selasa, 22 Desember 2020 / 18:12 WIB
Kepala Ekonom Bank Permata meramal ekonomi kuartal IV-2020 minus 3%, ini sebabnya


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada kuartal keempat 2020 masih berada di zona negatif. Alasannya, pada Oktober-Desember 2020 ekonomi Indonesia masih terpapar dampak pandemi virus corona, meski sudah mengindikasikan pemulihan dibandingkan periode sebelumnya.

Josua memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat 2020 berada di rentang minus 3% hingga minus 2,5%. Proyeksi Josua lebih buruk dibandingkan prediksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang berkisar minus 2,2% hingga minus 0,9%.

Menurut Josua, pertumbuhan negatif pada kuartal keempat 2020 sudah terindikasi dari beberapa indikator pertumbuhan konsumsi seperti penjualan mobil dan motor, pada bulan Oktober-November yang tidak mengalami perubahan signifikan dari sisi nominal. Sebab, biasanya di periode akhir tahun, bidang usaha ini tumbuh pesat.

Tidak hanya itu, inflasi inti pada bulan Oktober dan November masih cenderung rendah, dengan tercatat masing-masing sebesar 0,04% month to month (mtm) dan 0,06%. Menurutnya, rendahnya inflasi inti berkaitan kuat dengan tingkat permintaan yang masih relatif rendah. 

Baca Juga: Ekonomi bakal pulih tahun depan, Gubernur BI sebutkan tiga pendorongnya

Lebih lanjut, Josua menilai stagnansi pemulihan pada kuartal keempat 2020 cenderung disebabkan oleh tidak adanya perubahan yang signifikan dari pemerintah terkait kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bila dibandingkan dengan kuartal ketiga 2020.

Dus, tidak berubahnya status PSBB tersebut tidak lepas dari tren kasus kasus Covid-19 di Indonesia yang masih terus bertambah, sehingga belum mendorong peningkatan aktivitas perekonomian secara signifikan. 

Kendati begitu, Josua mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat 2020 diperkirakan ditopang oleh konsumsi pemerintah, seiring dengan akselerasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di akhir tahun.

Baca Juga: Ini 7 cara Menkeu Sri Mulyani mengakselerasi pemulihan ekonomi di 2021

Adapun Kemenkeu mencatat realisasi anggaran program PEN hingga 16 Desember 2020 sebesar Rp 483,62 triliun. Angka tersebut setara dengan 69,6% dari pagu sejumlah Rp 695,2 triliun. Artinya, di sisa 15 hari pengujung Desember ini, anggaran PEN yang belum tersalurkan sebesar Rp 211,58 triliun.

“Namun, spillover effect dari stimulus pemerintah masih cenderung terbatas seiring dengan aktivitas ekonomi yang masih terbatas di kuartal IV-2020,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (22/12).

Alhasil dengan kondisi ekonomi pada kuartal IV-2020 yang masih melandai, Josua memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2020 berada di kisaran minus 2,2% hingga minus 2%.  

  Baca Juga: Ekonomi mulai pulih, ini cara Menkeu menjaga ekonomi di sisa kuartal IV-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×