Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi di kuartal IV-2020 sudah beranjak pulih dibandingkan periode sebelumnya. Namun, untuk tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi, pemerintah berkomitmen untuk tetap menjaga daya beli melalui belanja negara.
Salah satu indikasi pemulihan ekonomi dari sisi asumsi makro, harga komoditas mulai membaik baik batubara, crude palm oil (CPO) atau minyak sawit, maupun minyak dan gas bumi (migas). Harga minyak belakangan mulai bergerak di kisaran US$ 40-US$ 50 per barel, setalah pernah berada di kisaran harga negatif.
Dari sisi komponen pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani mengakui bahwa meski ada pemulihan, tapi belum bangkit dibandingkan kondisi saat sebelum pandemic. Baik konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, dan perdagangan internasional.
Selati tiga uang, belanja negara menjadi motor penggerak di 2020 yang dikonsentrasikan mendukung konsumsi masyarakat terutama kelas miskin. Melalui anggaran belanja negara Rp 2.739,2 triliun, Menkeu yakin bisa menjadi bantalan dampak ekonomi dan sosial dari pandemi virus corona.
“Dengan bansos, bantuan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), relaksasi perpajakan kita melihat ekoniomi sudah mulai pulih,” kata Menkeu dalam seminar bertajuk Outlook Perekonomian Indonesia, Selasa (22/12).
Hasilnya, kata Menkeu melalui belanja negara dan adanya pemulihan ekonomi bebera indikator mengalami perbaikan. Seperti Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November 2020 sudah menyentuh level 50. Sementara, impor barang modal juga mengalami lonjakan.
Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia pada tahun 2020 berlangsung dramatis akibat pandemi
Adapun di sisi belanja negara, dana sebesar Rp 432,5 triliun akan dimanfaatkan pemerintah sebagai bantalan ekonomi di pada Desember 2020. Angka tersebut berasal dari total realiasi belanja negara hingga November 2020 sebesar Rp 2.306,7 triliun atau setara 84,2% dari pagu.
Menkeu menegaskan, pada Desember 2020 ini salah satu jurus utama pemerintah yakni melalui perlindungan sosial dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2020. Hingga 16 Desember 2020 realisasi stimulus tersebut mencapai Rp 217,28 triliun setara 94% dari pagu sejumlah Rp 230,21 triliun.
Artinya dalam lima belas hari terakhir di bulan Desember, anggaran perlindungan sosial yang terseisa senilai Rp 12,93 triliun. Menkeu mengatakan sejak dibegelontorkan pada Maret 2020 lalu, program perlinsos punya dampak positif terhadap daya beli masyarakat.
Makanya, Menkeu memilih melanjutkan program yang sudah berjalan daripada mengusulkan program baru di waktu yang terbatas saat ini jelang tutup tahun. Sebab, berdasarkan riset Kemenkeu, program perlindungan sosial terbukti memberikan dukuan daya beli untuk menekan laju peningkatan kemiskinan serta mendorong ekonomi masyarakat.
“Perlinsos menekan laju kemiskinan ke 8,99% dari seharusnya bertambah 10,96% karena pandemic covid-19. Target perlinsos di antaranya KPM pada DTKS bottom 40, para pekerja terdapak, serta peserta dan tenaga didik,” ujar Menkeu.
Selanjutnya: Ini penjelasan Menteri Sri Mulyani untuk pendanaan vaksin corona gratis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News