Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
Pada puncak arus mudik libur tahun baru yang pada 28 Desember 2018 diperkirakan lalu lintas kendaraan akan mencapai 88.000 atau meningkat 27% dari kondisi normal. Sementara pada arus balik diperkirakan mencapaia 95.000 kendaaan, meningkat 68% dari normal tetapi hanya naik 1% dari tahun lalu.
Dalam menghadapi libur Nataru, Jasa Marga telah mempersiapkan berbagai strategi dan akan berkoordinasi dengan stakeholder lain. Melalui Permenhub 115 tahun 2018, pemerintah akan melarang angkutan barang melewati jalan tol pada saat arus mudik di tanggal 21, 22,28, dan 29 Desember dan pada arus balik di 25 desember dan 1 Januari 2019.
Surbakti bilang, larangan angkutan barang tersebut akan sangat efektif mendorong kelancaran jalan tol selama libur Nataru. Kendaraan angkutan barang itu memiliki porsi sekitar 21% dari kendaraan yang melintas di jalan tol.
Sementara kendaraan-kendaraan tersebut memiliki ukuran yaang besar yang akan memakan space di dalam tol dan jalannya tidak cepat. "Jadi kalau ditiadakan selama arus hari-hari sibuk maka larangan truk-truk melintas itu akan memperlancar arus lalu lintasnya." jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan surat edaran untuk penghentian sementara proyek-proyek infrastruktur yang ada di jalur Jakarta-Cikampek. Pemberhnetian akan dilakukan pada tanggal 19-22 Desember 2018, lalu pada 25, 28, dan 29 Desember 2018, serta 1 Januari 2019.
"Di luar tanggal-tangal tersebut tetap bisa berjalan karena kami juga maish harus mengejar jalan tol Jakarta Cikampek Elevated fungsional pada Mei 2019." kata Surbakti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News