Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk mengendalikan fluktuasi harga pangan strategis.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi bilang program ini bukan hanya menyasar pada komoditas beras, tapi juga jagung pakan dan kedelai untuk mendukung ketahanan pangn dan kebutuhan masyarakat.
"Target salurnya semakin besar dan menyasar tidak hanya beras, tapi ada pula jagung pakan dan kedelai," kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Kamis (2/1).
Arief menyebutkan program SPHP di tahun ini, telah mendapatkan restu Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas (ratas) di Istana Negara, Jakarta pada Senin (30/12).
Baca Juga: Bapanas Tegaskan Penetapan Harga Pembelian Gabah dan Jagung Libatkan Petani
Arief bilang, program SPHP di 2025 mengalami eskalasi, baik jenis pangan pokok strategis yang disasar maupun target salurnya.
"Ini penting dilaksanakan seiring dengan peningkatan produksi yang akan dilakukan Pemerintah," kata Arief.
Arief menegaskan program SPHP di 2025 yang akan dikerjakan Perum Bulog melalui penugasan Bapanas nantinya meliputi beras dengan target salur 1,5 juta ton. Kemudian jagung pakan sebanyak 250.000 ton dan kedelai 100.000 ton.
Stok yang akan digunakan mengutamakan pasokan cadangan pangan Pemerintah yang bersumber dari panen dalam negeri.
Sebelumnya, program stabilisasi pasokan dan harga beras telah diimplementasikan sejak 2022. Tercatat pada tahun tersebut tersalurkan sebanyak 1,3 juta ton beras.
Selanjutnya di 2023, SPHP beras mencapai 1,196 juta ton atau 110,30% dari target 1,085 juta ton. Pada 2024, realisasi sampai minggu keempat Desember telah mencapai 1,399 juta ton atau 99,94% dari target 1,4 juta ton.
Terlebih, pemerintah telah melakukan kalkulasi bahwa pada setiap kenaikan harga beras sebesar 10% akan mendorong kenaikan inflasi 0,34%. Untuk itu, berbagai program intervensi perlu terus dimasifkan untuk menekan proyeksi inflasi tersebut.
Sementara program SPHP jagung telah dilaksanakan untuk membantu kalangan peternak unggas. Sejak November 2023, SPHP jagung telah digelontorkan ke peternak mandiri yang kala itu kesulitan memperoleh jagung pakan dengan harga baik. Total 303.000 ton jagung pakan dengan harga Rp 5.000 per kilogram telah disalurkan.
Baca Juga: Bapanas Pastikan Inflasi Pangan Terjaga Sampai Akhir Tahun
Terakhir, program SPHP kedelai dilakukan dengan menjembatani petani terhadap pelaku usaha kedelai. Kedelai sejumlah 10 ton dari petani di Pati, Jawa Tengah didistribusikan ke Koperasi Produsen Tahu Tempe (KOPTI) Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Lalu 10 ton ke KOPTI Rumah Tempe Indonesia di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain itu, ada pula komitmen penyerapan dari KOPTI Bogor 30 ton, KOPTI Bandung 10 ton, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 16,4 ton, PT FKS 10 ton, PT GCU 10 ton, dan pengrajin tempe di Klaten 10 ton.
Selanjutnya: Penawaran Umum Saham IPO DGWG Dimulai 3 Januari 2025, Harganya di Rp 230 per Saham
Menarik Dibaca: Miss V Sehat Seperti Apa? Ini 4 Tanda Miss V Sehat yang Harus Moms Tahu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News