Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BANDA ACEH. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memasukkan tiga proyek bendungan di Aceh ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Bendungan tersebut adalah bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara, serta bendungan Rukoh dan Tiro di Pidie.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra I Djaya Sukarno menyebut, bendungan-bendungan tersebut akan bermanfaat untuk irigasi dan mengurangi banjir. Menurutnya, manfaat tersebut sudah dirasakan masyarakat sekitar meski masih dalam tahap pembangunan.
"Salah satu contohnya, waktu itu banjir menggenangi kota Lhoksukon, tetapi dengan pembangunan ini sudah bisa mengurangi banjir. Mereka sudah mengakui itu, apalagi kalau nanti bendungannya sudah jadi," jelas Djaya saat ditemui di Banda Aceh, Kamis (20/2).
Baca Juga: Delapan bendungan ditargetkan selesai di tahun 2020
Selain itu, bendungan-bendungan ini rupanya berpotensi untuk menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Bahkan, pemerintah telah membangun infrastruktur terkait, sehingga nantinya provider pelaksana tinggal menyediakan alat lain seperti turbin.
Meski begitu, Djaya mengaku masih belum ada provider pasti yang akan memanfaatkan bendungan sebagai sumber PLTA tersebut. "Mungkin dari PLN atau yang lain. Produksi listrik pun tidak banyak karena ini micro hdyro, jadi hanya 6 megawatt," katanya.
Lebih lanjut, Djaya pun merinci progres pembangunan masing-masing bendungan. Bendungan Kerto telah mencapai 70% sementara bendungan Rukoh 10%. Hanya saja, pembangunan bendungan Tiro rupanya baru mencapai tahap sertifikasi dan baru ditargetkan akan mulai dibangun 2020 akhir.
Rupanya, pembangunan bendungan ini mengalami kendala dalam relokasi penduduk. Desain awal bendungan ini adalah menampung 2 sungai sehingga mewajibkan pemerintah merelokasi 2 desa. Akan tetapi, penduduk desa menolak untuk direlokasi.
"Sudah bekerjasama dengan pemerintah provinsi, tetapi proses berjalan alot, karena di Tiro banyak sejarah bagi penduduk," terang Djaya.
Oleh karenanya, pemerintah mengambil alternatif untuk mengubah desain menjadi menampung hanya 1 sungai. Tentu ini dengan resiko daya tampung bendungan yang jadi lebih kecil dari perkiraan awal yang sebesar 425 juta meter kubik, menjadi 15 juta meter kubik.
Baca Juga: Kementerian PUPR akan bangun 11 PLBN terpadu di tahun 2020
Untuk target penyelesaian, bendungan Keureuto ditargetkan selesai tahun 2021. Sementara bendungan Rukoh ditargetkan untuk selesai di tahun 2022. Sementara bendungan Tiro, diharapkan bisa selesai di tahun 2023 atau paling lambat di tahun 2024.
Selain pembangunan bendungan, pemerintah juga memasukkan 2 proyek irigasi dalam PSN, yaitu irigasi Jambo Aye di Aceh Utara yang pembangunannya diharapkan selesai di tahun ini, serta irigasi Lhok Guci di Aceh Barat yang ditargetkan selesai tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News