Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
Menurut Menteri Basuki, pengerjaan underpass, flyover, dan JPO akan dimulai tahun 2020 setelah Feasibility Study (FS) kereta semi cepat diselesaikan pihak Jepang. Direncanakan pembangunan flyover akan diterapkan pada perlintasan sebidang di wilayah perkotaan dan untuk wilayah perdesaan underpass.
“Setelah studi ini selesai kita mulai konstruksi fisik selama mungkin 2-3 tahun. Konektivitas di Pulau Jawa akan menjadi lebih lancar karena Merak, Jakarta, Demak, Semarang, Kudus hingga Surabaya sudah tersambung, termasuk juga nanti dari Cileunyi, Garut , Tasik kemudian Cilacap, Jogja dan Solo. Semua kita hubungkan. Sekarang saja dengan kondisi tersambungnya Tol Trans Jawa sudah merubah perilaku dunia usaha dan masyarakat,” kata Menteri Basuki.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembangunan kereta semi cepat. Proyek ini suatu lompatan bagi layanan perkeretaapian di Indonesia.
Baca Juga: Selain Rizal Djalil, KPK tetapkan seorang komisaris utama perusahaan tersangka
Menurut Budi Karya, nilai investasi pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya diperkirakan sebesar Rp 60 triliun. Biaya pembangunan berasal dari JICA dan biaya pembebasan lahan dari Pemerintah Indonesia.
Pemerintah menargetkan kereta tersebut dapat beroperasi hingga Cirebon pada 2024 dan beroperasi menyeluruh hingga Surabaya pada 2025. “Kami berharap waktu tempuh Jakarta-Surabaya menjadi 5,5 jam atau berkurang 3,5 jam dari saat ini,” ujarnya.
Survei pembangunan kereta semi cepat sudah berjalan sejak bulan Juni 2019 dan direncanakan selesai Oktober 2020. Sementara kajian pembangunannya telah dilakukan Pemerintah Indonesia dengan tim konsultan JICA sejak tahun 2017.
Baca Juga: KPK tetapkan anggota BPK Rizal Djalil sebagai tersangka kasus suap proyek SPAM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News