Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mewujudkan target investasi sebesar Rp 900 triliun di akhir 2021, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadaia mengatakan pihaknya membatu merealisasikan investasi mangkrak.
Adapun Data Kementerian Investasi menunjukkan realosaso investasi sepanjang semester I-2021 sebesar Rp 442,8 triliun, tumbuh 10% year on year (yoy). Artinya, di semester II-2021, pemerintah harus bisa membawa aliran modal investor sebesar Rp 457,2 triliun supaya mencapai target akhir tahun ini.
“Ibaratnya ini seperti strategi permainan bola Juventus. Potret ini berikan harapan baru bagi saya, dan untuk temen-temen di Kementerian Investasi, ke depan harus optimis dengan kerja keras, sudah barang tentu dengan kerja keras menyongsong masa depan lebih baik,” kata Bahlil dalam acara bertajuk Urus Izin Tanpa Ribet yang diselenggarakan oleh Redaksi KONTAN, Kamis (12/8).
Bahlil mengatakan strategi bertahan digunakan untuk menyelesaikan semua urusan dan kendala investasi mangkrak yang belum terselesaikan. Ada dua klasifikasi investasi mangkrak yang bakal dikejar untuk direalisasikan.
Baca Juga: Bahlil optimistis OSS RBA perluas lapangan pekerjaan dan kerek daya beli masyarakat
Pertama, investasi mangkrak dari para investor yang sudah mendapatkan perizinan berusaha, tapi tak kunjung mendirikan proyeknya dengan berbagai alasan kendala. Catatan Bahlil, ada Rp 191 triliun yang bisa direalisasikan tahun ini.
Proyeksi tersebut merupakan bagian dari investasi mangkrak yang telah berlangsung sebelum 2019 lalu dengan total Rp 708 triliun. Perkembangannya, hingga saat ini Kementerian Investasi telah merealisasikan 73% investasi mangkrak tersebut atau setara Rp 517 triliun.
Kedua, investasi yang sudah dapat insentif fiskal, tapi belum merealisasikan investasinya. Bahlil menaksir ada dari total para investor terkait seharusnya bisa merealisasikan investasinya mencapai Rp 2.900 triliun.
“Jadi kami selesaikan dulu yang ada ada ini, kami end to end turun dan segala macam, Begitu selesai sambil tengok di luar mana penanaman modal asing (PMA) yang betul serius masuk ke Indonesia. Itu namanya menyerang. Kalau tadi mengurus di dalam bertahan, kami dalam menyusun strategu untuk bagaimana realisasi investasi mencapai target,” ucap Bahlil.
Baca Juga: Menteri Investasi Bahlil optimistis FDI Indonesia lebih deras dibanding negara lain
Kendati demikian, Bahlil tidak memungkiri bahwa perusahaan yang masih dalam tahap konstruksi terkendala akibat adanya lonjakan pandemi covid-19 yang menyebabkan pekerjaannya tidak optimal. Untuk menyelesaikan beragam masalah investasi, ia tak segan untuk turun ke lapangan dan mengecek secara langsung.
“Kami turun ke lapangan cek temen-temen investor apa masalah mereka, terkadang kami masuk kunjungi pabrik, kuncinya kerjasama yang baik pengusaha dan pemerintah, sebab pengusaha satu dengan pengusaha lain miliki masalah yang berbeda, sehingga tidak bisa menggeneralisir semua masalah sama,” kata Menteri Investasi.
Di sisi lain, Bahlil mengatakan investasi di kuartal III-2021 memiliki tantangan yang sangat berat. Pasalnya lonjakan kasus covid-19 memaksa pemerintah untuk memberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat (PPKM) level 2 hingga 4 di Pulau Jawa dan Luar Jawa.
“Saya katakan ke teman- teman betul kuartal III masa yang berat (realisasikan investasi) sebab kita kena PPKM kurang lebih 1,5 bulan,” ucap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Namun, Bahlil menegaskan, sejatinya pengusaha sudah terbiasa dengan kondisi pandemi. “Tetapi pengusaha otaknya harus ga boleh menyerah pada kondisi, setiap ada kesusahan maka ada secercah harapan yang harus diciptakan. Pengusaha yang hebat pengusaha yang mesti keluar dalam masa kesulitan,” kata dia.
Geliat investasi di saat pandemi virus corona, tercermin dalam realisasi investasi pada kuartal II-2021 yang mencapai Rp 223 triliun atau meningkat 16,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 191,9 triliun.
Adapun nilai tersebut berasal dari PMA sebesar RP 116,8 triliun, tumbuh 19,6%. Sementara, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai mencapai Rp 106,2 triliun, naik 12,7% secara tahunan.
“Foreign direct investment (FDI) sudah mulai sehat di saat negara lain, FDI masih turun kita justru PMA mencapai 52,4% dan PMDN 47,6%,” terang Bahlil.
Selanjutnya: Realisasi investasi hingga kuartal II 2021 mencapai Rp 442,7 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News