Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Menperin: Sektor manufaktur tumbuh agresif di tengah tekanan pandemi
Menurutnya, selama pandemi virus corona berlangsung sektor usaha yang terus menggeliat adalah makanan dan minuman. Hal ini sejalan dengan konsumsi kebutuhan pokok yang tetap dibutuhkan masyarakat selama masa PPKM.
“Mamin mendongkrak pertumbuhan ekonomi termasuk juga dalam aspek investasi. Kemudian investasi jaringan telekomunikasi juga masuk di akhir tahun ini. Ini sektor-sektor yang sebetulnya terdampak positif dari adanya pandemi,” kata Imam kepada Kontan.co.id, Minggu (8/8)
Selain itu, Kementerian Investasi mengabarkan konsorsium Hyundai yang terdiri diri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobil, dan LG Energy Solution akan membangun pabrik sel baterai di Indonesia dengan nilai investasi sekitar US$ 1,1 miliar.
Angka tersebut setara dengan Rp 15,9 triliun jika dikonversikan dengan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sebesar Rp 14.500. Nilai investasi ini akan masuk sebagian di tahun ini dan di tahun depan.
“Direncanakan mulai ground breaking di tahun ini, proyek industri baterai yang akan membuat engine pertumbuhan ekonomi ke depan. Indonesia berkompetisi dengan negara pesaing untuk menarik investasi industri baterai mobil listrik. Ini sama seperti dulu saat Samsung handphone mau investasi,” ujar Imam.
Imam menyampaikan dengan masuknya investor besar baterai kendaraan listrik, akan membawa citra iklim berinvestasi di Indonesia prospektif di mata investor asing dan lokal.
“Kita memenangkan kompetisi dengan Singapura, Thailand, Vitenam, dan Malaysia untuk investasi masa depan itu dalam litium baterai yang merupakan komponen utama pembuatan mobil listrik,” ujar Imam.
Baca Juga: Kementerian Investasi resmi mengoperasikan OSS berbasis risiko resmi