kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.042.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.467   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Kejar sisa target Rp 457,2 triliun, pemerintah andalkan investasi nilai jumbo


Senin, 09 Agustus 2021 / 07:40 WIB
Kejar sisa target Rp 457,2 triliun, pemerintah andalkan investasi nilai jumbo


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada semester II-2021 pemerintah perlu mengejar nilai investasi sebesar Rp 457,2 triliun supaya mencapai target akhir tahun 2021 sejumlah Rp 900 triliun. Strategi pamungkas yang tengah dijalankan yakni mendorong investasi dengan aliran modal besar.

Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi investasi sepanjang semester I-2021 sebesar Rp 442,8 triliun. Angka tersebut setara dengan 49,2% dari target akhir tahun ini.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Imam Soejoedi mengatakan pihaknya optimistis bisa capai target yang telah diminta oleh Presiden RI Joko Widodo itu.

Baca Juga: Kementerian BUMN masih menggodok skema holding panas bumi

Kepercayaan ini juga diperkuat setelah Badan Pusat Statistik (BPS) yang sejalan merilis realisasi investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 7,54% year on year (yoy) pada kuartal II-2021.

Dus, Imam meyakini pada kuartal III-IV 2021, kinerja positif tersebut akan terakselerasi meski pemerintah sejak awal Juli lalu hingga saat ini masih memperketat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Imam bilang dalam implementasi PPKM baik Jawa-Bali maupun PPKM di luar Jawa-Bali memperbolehkan kegiatan konstruksi berjalan 100% dengan protokol kesehatan ketat.

Sehingga, kegiatan investasi besarnya aliran dana para investor terus masuk ke Indonesia, meski kasus Covid-19 terpantau dalam tren tinggi.

Kata Imam beberapa perusahaan besar akan mulai menjalankan kegiatan konstruksinya pada semester II-2021. Misalnya, PT Frisian Flag Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp 3,8 triliun.

Baca Juga: Menperin: Sektor manufaktur tumbuh agresif di tengah tekanan pandemi

Menurutnya, selama pandemi virus corona berlangsung sektor usaha yang terus menggeliat adalah makanan dan minuman. Hal ini sejalan dengan konsumsi kebutuhan pokok yang tetap dibutuhkan masyarakat selama masa PPKM.

“Mamin mendongkrak pertumbuhan ekonomi termasuk juga dalam aspek investasi. Kemudian investasi jaringan telekomunikasi juga masuk di akhir tahun ini. Ini sektor-sektor yang sebetulnya terdampak positif dari adanya pandemi,” kata Imam kepada Kontan.co.id, Minggu (8/8)

Selain itu, Kementerian Investasi mengabarkan konsorsium Hyundai yang terdiri diri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobil, dan LG Energy Solution akan membangun pabrik sel baterai di Indonesia dengan nilai investasi sekitar US$ 1,1 miliar.

Angka tersebut setara dengan Rp 15,9 triliun jika dikonversikan dengan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sebesar Rp 14.500. Nilai investasi ini akan masuk sebagian di tahun ini dan di tahun depan.

“Direncanakan mulai ground breaking di tahun ini, proyek industri baterai yang akan membuat engine pertumbuhan ekonomi ke depan. Indonesia berkompetisi dengan negara pesaing untuk menarik investasi industri baterai mobil listrik. Ini sama seperti dulu saat Samsung handphone mau investasi,” ujar Imam.

Imam menyampaikan dengan masuknya investor besar baterai kendaraan listrik, akan membawa citra iklim berinvestasi di Indonesia prospektif di mata investor asing dan lokal.

“Kita memenangkan kompetisi dengan Singapura, Thailand, Vitenam, dan Malaysia untuk investasi masa depan itu dalam litium baterai yang merupakan komponen utama pembuatan mobil listrik,” ujar Imam.

Baca Juga: Kementerian Investasi resmi mengoperasikan OSS berbasis risiko resmi

Imam menyampaikan iklim investasi di Indonesia tak dipungkiri semakin membaik pasca diundangkannya Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mempermudah perizinan berusaha. Meskipun masih dalam tahap proses implementasi, Imam menyebut pihaknya sudah lebih dulu jemput bola.

Kata Imam, pihaknya getol mempromosikan investasi di Indonesia dengan menawarkan beberapa keuntungan. Pertama, memastikan rantai pasok produksi terpenuni dari dalam negeri, tanpa perlu impor.

Kedua, memastikan ketersedian lahan dengan lahan yang terjangkau yakni US$ 60 per meter persegi, atau di bawah pasaran harga tanah sebelumnya sebesar US$ 100 per meter persegi. Salah satunya tersedia di Kawasan Industri Terpadu (KIT). 

Ketiga, Kementerian Investasi mengakomodir insentif tambahan dalam mekanisme sewa atau beli yang bisa dibayar investor setelah dua sampai dengan tiga tahun memulai investasinya. Tentunya dengan beberapa kriteria penerima yang telah diatur dalam ketentuan BKPM.

“Pokoknya selama mereka membawa teknologi yang bagus, proyek strategis yang bisa mendorong ekonomi regional dan daerah, membawa equity, semua perizinan dan insentif-insentif Kementerian Investasi yang bantu langsung mengurus,” ucap Imam.

Keempat, Imam menyebutkan terpenting adalah faktor keamanan. “Selain biaya-biaya konstruksi, faktor utama ada beberapa syarat investor harus aman terhindar dari konflik di daerah. Kalau di negara lain harga lahan misalnya lebih murah tapi tidak aman kan? makanya itu pertimbangan investor,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×