Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal II-2023 berbalik defisit, setelah mencatat surplus US$ 3,7 miliar pada kuartal sebelumnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat, defisit neraca transaksi modal dan finansial pada kuartal tersebut sebesar US$ 5,0 miliar atau setara 1,4% produk domestik bruto (PDB).
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan, defisit tersebut didorong oleh defisit investasi portofolio dan investasi lainnya.
"Akibat kebutuhan pembayaran utang luar negeri yang meningkat, sesuai dengan pola kuartalan," terang Erwin dalam laporannya, Selasa (22/8).
Baca Juga: RI Butuh Dana US$ 200 Miliar dalam 10 Tahun untuk Pembangunan Berkelanjutan
Defisit investasi portofolio terutama didorong oleh pembayaran neto global bonds korporasi dan pemerintah yang jatuh tempo.
Namun, defisitnya tertahan oleh arus masuk modal asing ke pasar surat berharga negara (SBN) domestik dan pasar saham, seiring dengan kondisi ekonomi domestik yang emmbaik.
"Juga, imbal hasil aset keuangan yang menarik, meski ketidakpastian pasar keuangan global tinggi," tambah Erwin.
Sedangkan investasi asing lainnya mengalami peningkatan defisit disebabkan oleh pembayaran neto utang luar negeri yang meningkat.
Sedangkan investasi langsung tetap surplus. Namun, Erwin memberi catatan, surplusnya menurun bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News