CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.495.000   14.000   0,95%
  • USD/IDR 15.585   85,00   0,54%
  • IDX 7.521   40,52   0,54%
  • KOMPAS100 1.169   8,10   0,70%
  • LQ45 933   4,48   0,48%
  • ISSI 227   2,02   0,90%
  • IDX30 480   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 578   0,90   0,16%
  • IDX80 133   1,02   0,77%
  • IDXV30 142   1,62   1,15%
  • IDXQ30 161   0,16   0,10%

Kasus harian Covid-19 naik lagi, kinerja manufaktur turun pada Juni 2021


Kamis, 01 Juli 2021 / 10:13 WIB
Kasus harian Covid-19 naik lagi, kinerja manufaktur turun pada Juni 2021
ILUSTRASI. Kasus harian Covid-19 naik lagi, kinerja manufaktur turun pada Juni 2021


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Peningkatan kasus baru Covid-19 menghambat ekspansi sektor manufaktur Indonesia pada bulan Juni 2021. 

IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan laporan sebesar 53,5 atau menurun dari rekor tertinggi bulan Mei 2021 yang sebesar 55,3. 

“Pertumbuhan tingkat output dan permintaan baru menurun dari rekor tertinggi yang terlihat pada bulan Mei 2021, menyebabkan sedikit penyesuaian pada optimisme di antara perusahaan,” ujar lembaga tersebut dalam laporannya, Kamis (1/7). 

Terperinci, selama delapan bulan berturut-turut, memang terlihat ada ekspansi produksi. Namun, tingkat produksi harus menurun pada bulan Juni 2021 seiring dengan melemahnya peningkatan bisnis baru di tengah gelombang kedua Covid-19 yang mengancam ekonomi Indonesia. 

Baca Juga: Setoran PPN dari komoditas batubara capai hampir setengah triliun

Permintaan asing juga berkurang, dengan pertumbuhan pekerjaan ekspor baru turun ke posisi terendah dalam tiga bulan. Para pengusaha menyebut, situasi pandemi ini juga menekan pesanan luar negeri.

Akibat melonjaknya kasus, pengusaha juga harus memperpanjang waktu pemenuhan pesanan dengan performa pemasok memburuk pada kisaran tercepat sejak Januari 2021. 

Di waktu yang sama, tekanan harga terus terjadi dengan inflasi harga input dan output yang semakin cepat pada bulan Juni 2021. Kenaikan harga bahan baku tetap menjadi penyebab utama inflasi, dan banyak perusahaan mencari cara untuk meneruskan biaya ini pada konsumen. 

Kenaikan harga bahan baku dan sikap berhati-hati membuat sektor memperlambat aktivitas pembelian. Hal ini menyebabkan penipisan bahan baku dan barang setengah jadi karena proses produksi harus terus berlanjut. 

Baca Juga: Lonjakan Infeksi Covid-19 Kembali Menekan Impor RI

Kabar baiknya, kondisi ketenagakerjaan relatif stabil karena perusahaan terus menambah jumlah tenaga kerja mereka pada kecepatan marginal.

Meski kapasitas operasi meningkat lebih jauh, gangguan yang disebabkan oleh virus menyebabkan tingkat penumpukan pekerjaan terus meningkat. Bahkan, tingkat akumulasi pekerjaan yang belum terselesaikan melambat pada bulan Mei 2021. 

Sementara tingkat inventaris pasca produksi menurun pada bulan Juni 2021, dan pada kisaran sedikit lebih cepat karena jumlah produsen Indonesia menggunakan kepemilikan saat ini untuk memenuhi permintaan baru. 

Baca Juga: Jadi sumber penerimaan PPN baru, batubara menyumbang hampir setengah triliun

Ke depan, pengusaha manufaktur tetap optimistis akan produksi pada 12 bulan ke depan, dengan sentimen yang bertahan di atas rata-rata historis survei. 

“Namun, optimisme secara keseluruhan memang sedikit turun pada bulan Mei 2021, di tengah kecemasan terhadap gelombang kedua virus Covid-19 dan gangguan berikutnya di seluruh sektor,” tandas IHS Markit. 

Selanjutnya: Industri keramik di Jawa Timur mengeluhkan harga gas masih mahal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×