Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan upaya pemerintah dalam mendorong daya beli masyarakat di kuartal II 2021 yakni melalui program bansos, diskon tarif listrik, relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) kendaraan bermotor, dan relaksasi pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) perumahan.
“Serta relatif terkendalinya inflasi, telah berperan besar mendorong konsumsi masyarakat,” ucap Menkeu.
Di sisi lain, komponen investasi juga mencatatkan pertumbuhan 7,54% yoy, terutama ditopang oleh investasi bangunan sejalan dengan realisasi belanja modal pemerintah di kuartal II 2021.
Lalu, kinerja ekspor dan impor di kuartal II 2021 juga mengalami lonjakan tajam, masing-masing tumbuh 31,78% dan 31,22%, secara tahunan. Hal ini sejalan dengan momentum menguatnya kinerja ekonomi global dan meningkatnya harga komoditas.
“Ke depan, kontribusi non APBN dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi diharapkan semakin besar seiring dengan berlanjutnya proses pemulihan ekonomi nasional,” kata Menkeu.
Sri Mulyani menambahkan, arah pemulihan yang menggembirakan pun terlihat dari sisi produksi. Penguatan kinerja pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 bersifat broad-based, di mana seluruh sektor mampu tumbuh positif.
Baca Juga: Sri Mulyani targetkan tingkat inklusi keuangan Indonesia naik hingga 90% tahun 2024
Sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sekitar 20% terhadap PDB nasional berperan sebagai mesin pertumbuhan, tumbuh 6,58% yoy, sejalan dengan tren penguatan PMI Manufaktur Indonesia yang selalu dalam zona ekspansif.
Sektor utama lainnya, yakni sektor perdagangan dan konstruksi, menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan masing-masing tumbuh 9,44% dan 4,42% yoy.
Sektor-sektor penunjang aktivitas pariwisata yang terdampak sangat dalam akibat pandemi, juga menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan. Pada kuartal II 2021, sektor transportasi dan pergudangan mampu tumbuh 25,10% yoy, sementara sektor penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar 21,58% yoy.
Pencapaian tersebut sejalan dengan menguatnya harga komoditas global, sektor pertambangan juga tumbuh positif sebesar 5,22% yoy. “Secara spasial, perbaikan kinerja pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh pertumbuhan positif di seluruh wilayah,” ucap Menkeu.
Sri Mulyani menegaskan, KSSK terus memperkuat koordinasi mengidentifikasi dan mengantisipasi berbagai potensi risiko yang muncul akibat lonjakan kasus varian Delta Covid-19. Perkembangan korporasi di berbagai level dan sektor usaha juga menjadi salah satu fokus monitoring KSSK, termasuk identifikasi lebih dini atas potensi risiko yang mengancam keberlangsungan usaha korporasi serta risiko spillover effect terhadap SSK.
Baca Juga: Sri Mulyani sampaikan pentingnya literasi keuangan untuk perkuat ekonomi nasional
“Berdasarkan pemantauan dan identifikasi tersebut akan dilakukan koordinasi dan sinergi lembaga anggota KSSK dalam upaya antisipasi dan mitigasi dampak yang mungkin timbul,” kata Menkeu.
Koordinasi dan sinergi tersebut, tidak hanya terbatas pada lembaga anggota KSSK, namun akan diperluas dengan Kementerian/Lembaga dan/atau otoritas lain apabila diperlukan.
“Melalui koordinasi dengan lembaga di luar KSSK, diharapkan tercipta keselarasan kebijakan yang mendukung efektivitas implementasi dan tercapainya tujuan dari masing-masing kebijakan demi menjaga SSK dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi,” tegas Sri Mulyani.
Selanjutnya: Masih terjaga, RBC industri asuransi jiwa capai 647,7% pada akhir semester I
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News